me layout buku

Judul buku : geomorfologi dan hidrologi karst
Tebal buku : 45 halaman
Penyusun   : lutfi eko saputro

Secara etimologis karst berasal dari kata dalam bahasa Slovenia “Krš” ya g artinya adalah batuan dan juga nama geografis bagi suatu daerah yang berada di bagian barat Slovenia yang memiliki bentang alam terdiri atas batuan gamping (Jennings, 1971).
Wilayah karst biasa ditandai dengan adanya aliran sungai sementara dan lembah tanpa sungai atau lembah kering meskipun dalam hal ini keadaan keringnya permukaan tidak selalu pertanda kehadiran aliran sungai bawah tanah. Banyak dari wilayah karst tropis yang didominasi pada awalnya dengan aliran permukaan (Jennings, 1971).
Kondisi batuan gamping yang memiliki aliran bawah tanah secara geologi meiliki struktur yang rumit ataupun sederhana. Wilayah karst yang terbentang di timur Laut Adriatik mengalami tekanan yang kuat sehingga mengalami perlipatan, akibatnya plato di sebelah selatan Perancis mengalami tekanan dan terlipat. Pada kondisi tersebut aliran bawah tanah pada wilayah seperti itu relatif rumit. Bertolak belakang dengan yang terjadi di wilayah gua Carsbald di New Mexico, Indianan, Tennese, dan Kentucky yang memiliki kondisi formasi batuan gamping yang horizontal maka kondisi aliran bawah tanahnya relatif sederhana. Batuan gamping yang terbentang pada wilayah tersebut tentunya akan memiliki beberapa seri dari batuan gamping sehingga nantinya akan berpengaruh kepada karakteristik perkembangan aliran bawah tanah yang ada di wilayah tersebut. (Lobbeck, 1939)
berbicara mengenai hidrologi karst tentunya mempunyai konsekwensi logis yang dapat terbagi menjadi dua topik pembicaraan utama yaitu hidrologi dan karst. Hidrologi , menurut Linsley et. al. (1975) adalah cabang dari ilmu geografi fisik yang berurusan dengan air dimuka bumi dengan sorotan khusus pada sifat, fenomena dan distribusi air di daratan. Hidrologi dikategorikan secara khusus mempelajari kejadian air di daratan/bumi, deskripsi pengaruh sifat daratan terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan dan mempelajari hubungan air dengan kehidupan. Pada sisi yang lain, karst dikenal sebagai suatu kawasan yang unik dan dicirikan oleh topografi eksokarst seperti lembah karst, doline, uvala, polje, karren, kerucut karst dan berkembangnya sistem drainase bawah permukaan yang jauh Jika kita belajar hidrologi secara umum pasti tidak akan pernah lepas dari siklus hidrologi, yaitu peredaran air di bumi baik itu di atmosfer, di permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi. Selama siklus tersebut, air dapat berubah wujudnya yaitu padat, cair maupun gas tergantung dari kondisi lingkungan siklus hidrologi. Jumlah air dalam siklus hidrologi selalu tetap dan hanya berubah distribusinya saja dari waktu ke waktu akibat adanya pengaruh dari faktor tertentu (Adji dan Suyono, 2004). Siklus hidrologi secara umum disajikan pada Gambar 2.1. Seperti disebutkan diatas, karena sifatnya, fokus dari hidrologi karst adalah bukan pada air permukaan tetapi pada air yang tersimpan di bawah tanah pada sistem-sistem drainase bawah permukaan karst

tugas dalam meng upload layout buku, lutfi eko saputro_off L

Judul buku         : geomorfologi dan hidrologi karst

Tebal buku        : 45 halaman

Penyusun          : lutfi eko saputro

           

 

Secara etimologis karst berasal dari kata dalam bahasa Slovenia “Krš” ya g artinya adalah batuan dan juga nama geografis bagi suatu daerah yang berada di bagian barat Slovenia yang memiliki bentang alam terdiri atas batuan gamping (Jennings, 1971).

Wilayah karst biasa ditandai dengan adanya aliran sungai sementara dan lembah tanpa sungai atau lembah kering meskipun dalam hal ini keadaan keringnya permukaan tidak selalu pertanda kehadiran aliran sungai bawah tanah. Banyak dari wilayah karst tropis yang didominasi pada awalnya dengan aliran permukaan (Jennings, 1971).

Kondisi batuan gamping yang memiliki aliran bawah tanah secara geologi meiliki struktur yang rumit ataupun sederhana. Wilayah karst yang terbentang di timur Laut Adriatik mengalami tekanan yang kuat sehingga mengalami perlipatan, akibatnya plato di sebelah selatan Perancis mengalami tekanan dan terlipat. Pada kondisi tersebut aliran bawah tanah pada wilayah seperti itu relatif rumit. Bertolak belakang dengan yang terjadi di wilayah gua Carsbald di New Mexico, Indianan, Tennese, dan Kentucky yang memiliki kondisi formasi batuan gamping yang horizontal maka kondisi aliran bawah tanahnya relatif sederhana. Batuan gamping yang terbentang pada wilayah tersebut tentunya akan memiliki beberapa seri dari batuan gamping sehingga nantinya akan berpengaruh kepada karakteristik perkembangan aliran bawah tanah yang ada di wilayah tersebut. (Lobbeck, 1939)

berbicara mengenai hidrologi karst tentunya mempunyai konsekwensi logis yang dapat terbagi menjadi dua topik pembicaraan utama yaitu hidrologi dan karst. Hidrologi , menurut Linsley et. al. (1975) adalah cabang dari ilmu geografi fisik yang berurusan dengan air dimuka bumi dengan sorotan khusus pada sifat, fenomena dan distribusi air di daratan. Hidrologi   dikategorikan   secara   khusus mempelajari   kejadian air di daratan/bumi, deskripsi pengaruh sifat daratan terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan dan mempelajari hubungan air dengan kehidupan. Pada sisi yang lain, karst dikenal sebagai suatu kawasan yang unik dan dicirikan oleh topografi eksokarst seperti lembah karst, doline, uvala, polje, karren, kerucut karst dan berkembangnya sistem drainase bawah permukaan yang jauh Jika kita belajar hidrologi secara umum pasti tidak akan pernah lepas dari siklus hidrologi, yaitu peredaran air di bumi baik itu di atmosfer, di permukaan bumi dan di bawah permukaan bumi. Selama siklus tersebut, air dapat berubah wujudnya yaitu padat, cair maupun gas tergantung dari kondisi lingkungan siklus hidrologi. Jumlah air dalam siklus hidrologi selalu tetap dan hanya berubah distribusinya saja dari waktu ke waktu akibat adanya pengaruh dari faktor tertentu (Adji dan Suyono, 2004). Siklus hidrologi secara umum disajikan pada Gambar 2.1. Seperti disebutkan diatas, karena sifatnya, fokus dari hidrologi karst adalah bukan pada air permukaan tetapi pada air yang tersimpan di bawah tanah pada sistem-sistem drainase bawah permukaan karst

 

perkembangan peserta didik

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH PPD

(PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK)

                                                                                      Oleh:

              Nama                    : Lutfi Eko Saputro          

NIM                       : 110721435036

                                                           Kelas/off                : BB/L

                                                           No Absen              : 24

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGRI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

TAHUN 2011/2012

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………. i

BAB I

           INDIVIDU……………………………………………………………………………………. 1

Pengertian Individu……………………………………………………………………………………….   1

Karakteristik Individu……………………………………………………………………………………   1

Aspek Perkembangan Individu……………………………………………………………………….    2

Perbedaan Imdividu………………………………………………………………………………………   3

BAB II

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN………………………………………      4

Pengertian Perkembangan………………………………………………………………………………   4

Pengertian Pertumbuhan………………………………………………………………………………..    4

Prinsip-prinsip Perkembangan………………………………………………………………………..    4

 

BAB III

REMAJA DAN PERKEMBANGANYA………………………………………………      9

Remaja………………………………………………………………………………………………………..  9

Ciri-ciri Masa Remaja……………………………………………………………………………………   11

BAB IV

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA………………………       13

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan remaja……………………………………………………        13

Pertumbuhan Fisik Remaja…………………………………………………………………………………            13

perubahan Fisik…………………………………………………………………………………………………          14

Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja ………………………       16

Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku………………………………………       17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja ………………….. 18

Perbedaan Individu dalam Pertumbuhan Fisik………………………………………………….      19

BAB V

PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS SOSIAL………………………………………       21

Perkembangan Remaja Terhadap Sosialisasi…………………………………………………….    21

Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja……………………………………………………..    21

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial………………………………….     22

Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku…………………………………….      24

Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial……………………………………………      24

 

BAB VI

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERILAKU DAN PRIBADI………        26

Perkembangan Manusia…………………………………………………………………………………   26

Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik……………………………………………….     26

Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitis…………………………………………………..     27

Perkembangan Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian…………………………………       29

BAB VII

DINAMIKA PERILAKU INDIVIDU………………………………………………….       34

Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:……………………………         34

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku……………………………………………………..     35

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi……………………………………………………..     38

BAB VIII

PENYESUAIAN DIRI REMAJA………………………………………………………..      39

Kehidupan Remaja Dalam Kelompok Sosial……………………………………………………     39

Penerapan nilai dan Perilaku Sosial Remaja…………………………………………………….      41

 

 

BAB IX

 KEHIDUPAN REMAJA DAN PENDIDIKANNYA……………………………        45

Kehidupan Pribadi Remaja…………………………………………………………………………….   45

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi……………………………….      46

Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku………………….       46

Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi……………………………………………………….     47

Perkembangan Kehidupan Pendidikan Remaja…………………………………………………     48

BAB X

PENYESUAIAN DIRI REMAJA………………………………………………………..      50

Proses Penyesuaian Diri………………………………………………………………………………………….     51

Aspek-aspek Penyesuaian Diri…………………………………………………………………………………      51

Pembentukan Penyesuaian Diri……………………………………………………………………………….       53

Permasalahan – Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja…………………………………………….        57

BAB XI

Karakteristik Perkembangan Siswa……………………………………………      ……… 59

karakteristik Pengembangan Intelektual…………………………………………………………..     59

Percobaan konsevasi Piaget terdiri dari : …………………………………………………………     59
karakteristik Perkembangan Bahasa Anak………………………………………………………..    60

Perkembangan Moral…………………………………………………………………………………….  61

Perkembangan Agama………………………………………………………………………………        62

BAB XII

PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN REMAJA……………………………..       64

Perkembangan fisik remaja…………………………………………………………………………….   67

BAB XIIIBottom of Form

Pengembangan Motivasi Siswa……………………………………………………………     72

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….     ……….         78

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

INDIVIDU

Pengertian Individu

              Individu merupakan makhluk yangberpikir secara mandiri untuk kepentingannya dan kesuksesanyan tanpa harus mnggantungkan dirinya kepada orang lain.hal-hal yang dilakukan untuk mencapai kesuksesanya bias muncul dari dirinya sendiri ataupn dari pengaruh orang lain,biasa seprang individu lebih mementingkan kepentingan pribadinya dari pada kepentingan orang lain ataupun kelompok lain.

Manusia dikenal adanya sebagai makhluk yang berfikr/homo sapiens,makhluk yang berbuat atau homo faber,dan makhluk yang untuk menentukan cara atau pendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia. Berbagai pandangan telah membuktikan manusia adalah makhluk yang kompleks.

            Di dalam kedudukanya,manusia sebagai peserta didik haruslah menempatkan ia sebagai pribadi utuh. Berkaitan dengan kepentingan pendidikan,akan lebih ditekankan hakiki manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial,sebagai kesatuan jasmani dan rohani,dan sebagia makhluk tuhan. Sifat dan ciri tersebut ada pada diri manusia,sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. dapat  didik atau homo educandung,merupakan pandangan tentang manusia yang bisa digunakan Individu artinya tidak dapat dibagi bagi,tidak dapat dipisahkan,keberadaannya sebagai makhluk tunggal,dan khas. Indivu yang berarti orang,perseorangan yang diinginkan.

Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan (environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir baik yang berkaitan dengan factor biologis maupun social psikologis. Kepribadian,perilaku apa yang diperbuat,dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara factor biologis sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.

            Sejak pembuahan (konsepsi) kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh berbagai factor lingkungan yang merangsang. Setiap rangsangan tersebut,baik secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan yang lain,semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis  demi terbentuknya perilaku manusia yang di bawa sejak lahir. Hal tersebut pada gilirannya membentuk suatu pola karakteristik prilaku yang dapat mewujutkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik beda dengan individu-individu lain.

Aspek Perkembangan Individu

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.Yang dimaksud dengan sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.

Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).

 

Perbedaan Imdividu

            Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangaan individu dikenali ada dua hal yang menonjol, yaitu: umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola perkembangannya dan pola yang bersifat umum itu manusia cenderung berbeda fisik dan non fisik.

            Sifat indifidual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, ciri atau karakteristik orang yang satu berbeda dengan lainya. Dengan kata lain, makana pebedaan individu menyangkut fariasi yang terjadi, baik fariasi aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan yang segera dikenali oleh guru terhadap siswanya adalah perbedaan fisiknya, seperti: warna kulit, tinggi badan, bentuk muka, warna rambut, cara berdandanya, sedangakan aspek psikologisnya adalah: prilakunya, malas/kerajinannya, kepandaiannya, motivasinya, bakatnya, dan sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

Pengertian Perkembangan

Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adaanya proses difrensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkemabangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Dalam perkembangan person terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perubahan menujuk pada perubahan-perubahan dalam suatu yang bersifat tetap (Werner, 1969).

 

Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah Perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah/fisik dan menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme/individu. Pertumbuhan (Growth) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound) ukuran panjang (cm, inchi), umur tulang, dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

 

Prinsip-prinsip Perkembangan

Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.

Ada 7 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, ketujuh prinsip tersebut adalah:

  1. a.      Adanya perubahan

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada dititik puncak kemudian mengalami kemunduran.

Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:

v  Perubahan ukuran, perubahan fisik yang meliputi: tinggi, berat, dan organ dalam tubuh.

v  Perubahan mental, perubahan mental meliputi: memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.

v  Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.

v  Hilangnya ciri lama, misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti dengan sikap prososial.

v  Mendapatkan ciri baru, hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang baru yaitu sikap prososial.

 

 

  1. b.      Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.

  1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembangan anak
  2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
  3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
  4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.

 

  1. c.       Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu merangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubugan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.

 

  1. d.         Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki, ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

  1. e.          Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yang memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.

Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespon ketakutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merespon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.

Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

 

  1. f.            Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.

Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orangtua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.

  1. g.      Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dan dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.

BAB III

Remaja dan Perkembangannya

Remaja

Remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Zakiah Darajad dalam bukunya mendefinisikan remaja sebagai tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan membawah akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja (Darajad, 1995).

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

 

Remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

  1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
    1. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
  • Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
  • Anak mulai bersikap kritis
  1. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
  • Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
    • Memperhatikan penampilan
    • Sikapnya tidak menentu/plin-plan
    • Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
  1. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
  • Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
  • Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
  1. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun

Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

  • perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
  • mulai menyadari akan realitas
  • sikapnya mulai jelas tentang hidup
  • mulai nampak bakat dan minatnya

Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.

Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.

Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.

  1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
  2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
  3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
  4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
  5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

 

 

 

 

 

BAB IV

Pertumbuhan dan perkembangan remaja

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan remaja

Pertumbuhan ( Growth ) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, pound ) ukuran panjang ( cm, inchi ), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan ( Development ) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Perkembangan menyangkut adaanya proses difrensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkemabngan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dsb. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas untuk mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

Pertumbuhan Fisik Remaja

Karakteristik Pertumbuhan Fisik

           Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus membeli lagi. Terkadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Pada remaja putri ada perasaan seolah bahwa

tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas.

           Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar yang mencapai kematangan mulai berproduksi menghasilkan hormon. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Ketertarikannya yang disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja pria mengalami mimpi basah. Pada remaja putri, perkembangan hormon menyebabkan mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada pertama kali mengalaminya, menimbulkan kegelisahan.

v Perubahan Fisik

             Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik. Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal.

           Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:

a. Tinggi Badan

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.

 

b. Berat Badan

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian- bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.

Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).

c. Proporsi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).

 

d. Organ Seks/Ciri Seks Primer

Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa).

 

e. Ciri-ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

 

Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :

  1. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.

  1.  Pengaruh Gizi

Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.

  1.  Gangguan Emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari (otak). Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

  1.  Jenis Kelamin

Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .

  1. Status Sosial Ekonomi

Umumnya anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.

  1.  Kesehatan

Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat atau besar dibanding yang sering sakit.

  1.  Kecerdasan

Pada umumnya, anak yang kecerdasannya lebih tinggi atau berprestasi di

sekolah biasanya lebih gemuk dan berat daripada anak yang kecerdasannya rendah.

 

  1.  Pengaruh Bentuk Tubuh

Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Di antara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan “mimpi pertama” pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.

 

v Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku

Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit parah karena sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Konsisten dengan konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisah-pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk.

Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.

Dunbar dalam Hurlock (1992) menjelaskan, reaksi efektif terhadap perubahan utama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Karena berkomunikasi merupakan cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan. Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya.

Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:

1. Ingin menyendiri

2. Bosan

3. Inkoordinasi

4. Antagonis Sosial

5. Emosi yang meninggi

6. Hilangnya Kepercayaan Diri

7. Terlalu sederhana

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu:

1. Faktor Internal

a. Sifat Jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya

Anak cendrung dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika ayah

dan ibunya atau kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun sebaliknya.

b. Kematangan

Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti tertangguhkan.

d. Makanan

Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya akan lancar.

c. Stimulasi lingkungan

Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.

Adapun sebenarnya mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik ini sudah dijelaskan di muka, pada bagian kondisi remaja yang mempengaruhi pertumbuhan fisik tersebut.

Perbedaan Individu dalam Pertumbuhan Fisik

Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal ( 12/13 – 17/18 tahun ). Menurut Dr. Zakiah Daradjat, bahwa di antara hal yang kurang menyenangkan remaja, adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan dan hidung yang mengakibatkan cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus. Hal lain yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek, tinggi (jangkung). Wajah yang kurang tampan atau cantik, ada jerawatnya dan sebagainya.

Faktor-faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik itu akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat dengan makanan yang mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat daripada anak yang sering sakit-sakitan.

Pertumbuhan fisik juga menunjukkan perbedaan yang mencolok antara remaja putri dan remaja putra. Pada umumnya, remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya daripada remaja putra. Namun demikian, pada suatu periode tertentu anak laki-laki menyusul dengan kecepatan melebihi anak perempuan. Ini tidak berarti bahwa semua anaak laki-laki pasti lebih tinggi dan besar dari anak perempuan. Sebab, ada juga anak perempuan yang tinggi besar, dan ada juga anak laki-laki yang pendek dan kecil.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS SOSIAL

 

Perkembangan Remaja Terhadap Sosialisasi

Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan sesama manusia. Bersosisalisasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial, bagaimana seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok masyarakat luas.

Seorang remaja membutuhkan kemampuan sosialisasi. Kemampuan sosialisasi remaja adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya maupun tidak sebaya, sejenis maupun berlainan jenis sesuai norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan remaja (Papalia, Olds & Feldman, 2004).

Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

ü  Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

ü  Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertuutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya.

ü  Menurut Erick Erison “Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri”. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan menurut Freud “Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual”.

ü  Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok–kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.

  1. a.      Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.

 

  1. b.      Kematangan anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

  1. c.       Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

  1. d.      Pedidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

  1. e.      Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

 

Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh hide-ide dari teori–teori yang menyebabkan siakp kritis terhadap situasi dan orang lain. Pengaruh egosentris sering terlihat pada pemikiran remaja, yaitu :

a) Cita-cita dan idealisme yang baik , terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat jauh dan kesulitan-kesuliatn praktis.

b) Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat orang lain.
Pencerminan sifat egois dapat menyebabkan dalam menghadapi pendapat oaring lain, maka sifat ego semakin kecil sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang semakin baik dan matang.

 

Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial

Bergaul dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yang hal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya.

Sesuai dengan Teori komprehensif yang dikemukakan oleh Erickson yang menyatakan bahwa manusia hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala Hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam. Remaja yang telah mulai mengembangkan kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola yang sesuai dengan kepribadiannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB VI

Aspek-aspek Perkembangan Prilaku dan Pribadi

 

Perkembangan manusia

Perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis. Karena setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lain saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik

  1. Perkembangan fisik

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:

ü  Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi

ü  Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik

ü  Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis

ü  Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.

 

 

  1. Perkembangan perilaku psikomotorik

Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif).

Loree (1970:75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).

Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks, dan yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).

Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitis

  1. Perkembangan bahasa

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.

Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut yaitu:

 

1. Faktor Kesehatan, kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, orangtua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara reguler memeriksakan anak ke dokter atau ke puskesmas.

2. Inteligensi, perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai inteligensi normal atau di atas normal).

3.  Status sosial ekonorni keluarga, beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasa dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer & Reindorf dalam E. Hurlock. 1956).

4. Hubungan Keluarga, hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.

b.  Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif

Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976).

Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).

Sebagian besar psikolog terutama kognitivis (ahli psikologi kognitif) berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal dan modal dasar perkembangan manusia, yakni kapasitas motor dan kapasitas sensori seperti yang telah penyusun uraikan di muka, ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah kognitif. Pada poin 1 bagian ini telah penyusun utarakan, bahwa campur tangan sel-sel otak terhadap perkembangan bayi baru dimulai setelah ia berusia 5 bulan saat kemampuan sensorinya (seperti melihat dan mendengar) benar-benar mulai tampak.

Perkembangan Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian

  1. Perkembangan Fungsi-Fungsi Konatif dan Hubungannya dengan Pembentukan

Fungsi konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak perilaku manusia yang bersumber terutama pada kebutuhan-kebutuhan dasarnya (basic needs). Jenis-jenis kebutuhan manusia itu berkembang mulai dari sifat yang alami (misalnya, kebutuhan dasar biologis) sampai kepada yang bersifat dipelajari sebagai pengalaman interaksi dengan lingkungannya.

Di dalam kenyataan yang berkembang itu bukanlah jenis motif atau kebutuhan, melainkan beberapa sifatnya, misalnya objek dan caranya, itensitasnya, dan sebagainya.

  1. Perkembangan Emosional dan Perilaku Afektif

Emosi itu dapat didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks ( a complex feeling state) dan getaran jiwa (a strid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya perilaku.

Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu melibatkan tiga variabel, yaitu rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis, yang terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable), dan pola sambutan ekspresi atau terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir
  2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
  3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

Emosi dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis).

  1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dan luar terhadap tubuh, seperti: rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar.
  2. Emosi psikis, di antaranya adalah:

1)      Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran.

2)      Perasaan Sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok.

3)      Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika moral.

4)      Perasaan Keindahan (estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dan sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.

5)      Perasaan Ketuhanan, salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau perasaan) untuk mengenal Tuhannya.

 

 

  1. Perkembangan Kepribadian
    1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang rnelakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik” Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut.

  1. Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan
  3.  Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
  4. Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dan lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung marah, sedih atau putus asa.
  5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dan tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang dihadapi.
  6. Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

 

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti: fisik, sosial, kebudayaan, spiritual).

  1. Fisik, faktor yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.
  2. Inteligensi, tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  3. Keluarga, suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis dalam arti, orangtua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orangtua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment).
  4. Teman sebaya, setelah masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota dan kelompoknya. Pada saat inilah dia mulai mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan sifat-sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan orangtuanya. Melalui hubungan ini terpersonal dengan teman sebaya, anak belajar menilai dirinya sendiri dan kedudukannya dalam kelompok. Bagi anak yang kurang mendapat kasih sayang dan bimbingan keagamaan atau etika dan orangtuanya, biasanya kurang memiliki kemampuan selektif dalam memilih teman dan mudah sekali terpengaruh oleh sifat dan perilaku kelompoknya.
  5. Kebudayaan, setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku bangsa) memiliki tnadisi, adat, atau kebudaya yang khas.

 

  1. Perubahan Keprbadian

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kedalam tiga kategori, yaitu:

  1. Faktor organik, seperti: makanan, obat, infeksi, dan gangguan organik.
  2. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: pendidikan, nekreasi dan partisipasi sosial.
  3. Faktor dari dalam individu itu sendiri, seperti: tekanan emosional identifikasi terhadap orang lain, dan imitasi.

 

  1. Karakteristik Kepribadian

E.B. Hurlock (1986) mengemukakan bahwa penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai dengan karakteristik sebagai berikut.

  1. Mampu menilai diri secara realities
  2. Mampu menilai situasi secara realistik.
  3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.
  4. Menerima tanggung jawab.
  5. Kemandirian (autonomi).
  6. Dapat mengontrol emosi.
  7. Berorientasi tujuan.
  8. Berorientasi keluar.
  9. Penerimaan sosial.
  10. Memiliki filsafat hidup.
  11. Berbahagia

 

BAB VII

DINAMIKA PERILAKU INDIVIDU

 

Dinamika adalah gerak secara terus-menerus yang menimbulkan perubahan, baik mengarah pada hal yang positif bahkan kepada hal yang negatif. Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Dinamika perilaku adalah perilaku-perilaku yang dapat membuat suatu kelompok menjadi hidup dan dinamis, sehingga dapat menciptakan dinamika kelompok dan tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada dasarnya individu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya individu memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis.

Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:

  1. Pengamatan atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung), dan perabaan (kulit, termasuk otot).
  2. Persepsi (perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum persepsi terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh, dan penuh arti. Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri-ciri rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta penga¬laman.
  3. Berpikir (reasoning), adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses berpikir kreatif terdiri dari: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
  4. Inteligensi, dapat diartikan sebagai (i) kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir rasional, (ii) kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru, (iii) kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan menggunakan tes tertentu yang tidak atau belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih kompleks. Inteligensi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
    1. Sikap (Attitude), adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentukanya sikap adalah pengalaman khusus, komunikasi dengan orang lain, adanya model, iklan dan opini, lembaga-lembaga sosial dan lembaga keagamaan.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku

  1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri baik yang bersifat fisik maupun psikis. Yusuf (1984) menyebutkan faktor internal yang berpengaruh terhadap perilaku yaitu harga diri (self esteem) dan faktor kepandaian atau kecerdasan (intelligence). Harga diri yaitu sejauh mana individu memandang dan menghargai dirinya sendiri, sehingga individu mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya

  1. Faktor Eksternal

Yang dimaksud dengan faktor eksternal disini adalah faktor yang berasal dari pengalaman atau lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku individu antara lain faktor keluarga, teman sebaya dan sekolah.

 

  1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan lingkungan primer setiap individu, sejak lahir sampai datang ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri. Sebagai lingkungan primer, hubungan antar manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga.

Perilaku sosial dan sikap anak mencerminkan perlakuan yang diterima di rumah. Sikap dan kebiasaan orang tua memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Sikap orang tua yang terlalu melindungi (over protection) dan sikap penolakan (rejection) orang tua terhadap anak akan mengakibatkan ketergantungan anak kepada orang tua dalam bertingkah laku, mudah mengembangkan cirri-ciri agresivitas, tingkah laku bermusuhan dan menampakkan gejala-gejala menyeleweng seperti berdusta dan mencuri. Selain itu sebagian anak juga ada yang cenderung menolak atau kurang membutuhkan pengawasan dari orang tua yaitu cenderung menginginkan kebebasan dalam segala hal misalnya cenderung bebas dalam mengeksplorasikan dan menampilkan diri sendiri dan bebas dalam mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok.

  1. Faktor teman sebaya

Selama masa usia sekolah, anak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama teman. Umumnya mereka berkumpul dengan teman yang sama jenis kelaminnya. Teman sebaya berpengaruh baik dan buruk. Pengaruh teman sebaya adalah dalam hal pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri. Teman sebaya membantu anak membentuk opini tentang dirinya seperti apa yang dilihat orang lain. Teman sebaya dapat memberikan rasa memiliki kepada anak dan menunjukan bagaimana cara bergaul di masyarakat.

Pengaruh buruk teman sebaya antara lain, mereka sering melakukan nilai-nilai yang kurang baik kepada anak. Anak yang lemah tidak dapat menolak tekanan semacam itu. Teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak dalam tahap-tahap pertengahan dan akhir masa usia sekolah.

 

 

  1. Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mandiri dan mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Hurlock (Yusuf, 2002:54 )mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu  bagi perkembangan depribadian siswa, baik dalam berfikir, bersikap maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru subtitusi orang tua.

Semua makhluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. Manusia dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri. Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru. Atas uraian ini, Sunarto (2008: 45) mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Pengertian dapat dibatasi bahwa “kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya”.

Jadi penyesuaian diri adalah kemampuan setiap individu untuk menyesuaikan perkembangan dalam dirinya untuk memperoleh pengalaman, baik mencakup segi jasmaniah, pengetahuan tentang alam dan ilmu pengetahuan sosial, kebutuhan berkomunikasi melalui bahasa, seni, sastra, agama dan filsafat agar dapat terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan orang lain dan lingkungannya dengan menggunakan mekanisme penyesuaian diri secar luwes, tergantung pada situasinya sehingga terjadi keseimbangan terhadap kebutuhan individu dengan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup.

Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Motivasi juga merupakan suatu keadaan yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku dalam melakukan sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  1. Faktor Ekstern
  • Lingkungan kerja
  • Pemimpin dan kepemimpinannya
  • Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
  • Dorongan atau bimbingan atasan
  1. Faktor Intern
  • Pembawaan individu
  • Tingkat pendidikan
  • Pengalaman masa lampau
  • Keinginan atau harapan masa depan

 

 

 

 

 

 

                              BAB VIII

                               PENYESUAIAN DIRI REMAJA

 

Kehidupan Remaja Dalam Kelompok Sosial

Masa remaja diwarnai dengan dimuali terbentuknya kelompok-kelompok sosial kecil yang anggotanya dari remaja-remaja sebaya yang memlikiki kedekatan khusus. Hal ini diwujudkan dalam bentuk geng-gengan kecil yang diantaranya anggotanya memiliki kesetiya kawanan yang cukup kuat. Keadaan ini menunjukkan adanya bentuk hubungan sosial yang intensif di kalangan remaja.

Remaja sebagai bagian warga masyarakat yang merupakan generasi muda penerus bangsa, memiliki kesmpatan besar untuk memulai sesuatu dengan hubungn sosial yang baik dalam bentuk kehidupan sosial yang di landasi persahabatan di masa mendatang. Namun kadang kala usia kelompok yang dibentuk remaja hanyalah berlangsung sejenak. Meskipun demikian, hal ini merupakan pertanda bahwa manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari orang lain.

Interaksi sosial yang terjadi di kalangan remaja merupakan puncak perkembangan rasa sosial yang terjadi pada diri sesorang karena pada masa remja ini hubungan sosial yang terbentuk bertujuan untuk memperolah hubunga atau relasi baru yang lebih erat dalam kehidupan antar remaja.

Keterikatan remaja dengan hubungan sosialnya pada umumnya sangatlah tinggi sehingga sering kali anak cenderung memilih mengikuti kegiatan kelompoknya dari pada kegiatan yang diselenggarakan keluarganya. Keadaan itu menunjukan bahwa remaja mulai melepaskan diri dari ikatan keluarga dan memulai kehidupan sosialnya yang baru terlepas dari pengaruh ikatan keluarga. Dalam kelompok sosialnya akan memilih seseorang iduvidu yang bebas.

Secara demokerasi pula, kelompoknya akan memilih berlangsung alamiah tanpa formalitas. Hali inilah yang menjadi pemicu kenapa seorang induvidu memilih kelompoknya dari pada keluarganya, yaitu karena di dalam kelompoknya ia diakui sebagai seorang induvidu yang bebas tanpa ikatan, sedangkan di adalam keluarganya ia tidak dapat memerankan perannya di luar kodrat yang disandangnya sebagai anak yang harus tunduk pada orang tua.

Di dalam kelompok, pengakuan superioritas seseorang tidak didasarkan pada keturunan ataupun unsur senioritas, melainkan semata karena potensi pribadi yang muncul dalam bentuk pengaruh terhadap teman-teman dalam kelompoknya. Maka tidak mengherankan jika seorang anak yang dalam keluarganya dapat tidak berperan sama sekali, namun dalam lingkuangan kelompok sosialnya dianggap sebagai ketua yang cukup disegani dan diakui keberadaannya.

Eratnya kelompok sosial berkaitan dengan hal-hal berikut.
1. Adanya rasa ikut saling memiliki suatu kelompok sosial yang ada di dalam diri anggotanya sehingga setiap anggota secara sadar merasa perlu untuk tetap menjaga keutuhan dan keberadaan kelompok.
2. Terjalinnya ketrikatan emosional dengan sesama anggota kelompok. Hal ini dilandasi oleh adanya kebutuhan untuk memperoleh perhatian yang dapat ditemukan dalam kelompok. Hal ini dapat terjadi karena kehadiran setiap anggota kelompok saling diperhatikan. Jika ada salah satu angggota yang tidak tampak hadir, mereka saling mencari sehingga kelompok saling terbentuk.
3. Jalinana hubungan sosial yang dilandasi oleh kebutuhan pribadi yang sifatnya emosional, di mana dalam kelompok sosial ini, setiap anggotanya memiliki media yang dirasa tepat bagi tempat mencurahkan segenap emosinya.

Hubungan antara pribadi dan remaja dilandasi oleh nilai-nilai sosial dan prilaku sosial yang berkaitan erat dengan tugas perkembangan masa remaja. Dalam hal ini, induvidu yang terlibat bukan sekedar sebagai objek, melainkan sekaligus segai subjek sehingga induvidu dalam kelompok sosial tersebut tidak hanya diatur oleh suatu nilai sosial melainkan ikut membentuk nilai sosial yang berlaku dalam kelompoknya.

Dengan demikian, ia tidak saja ditunut untuk melakukan prilaku sosial tertentu, melainkan juga menentukan prilaku sosial yang harus di lakukan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, dalam setiap kelompok sosial cenderung memiliki pola prilaku yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya.

 

Adapun beberapa nilai sosial yang terdapat didalam hubungan anatara pribadi meliputi:

1. Rasa ikut memiliki kelompok;

2. Adanya keterikatan emosional pada angota kelompok;

3. Hasrat untuk mengespresikan diri;

4. Kebutuhan akan mempertahankan kelompoknya;

5. Kebutuhan untuk dihargai;

6. Kebutuhan untuk selalu ada hadir dalam kelompoknya;

7. Keinginan memperoleh setatus;

8. Hasrat mencintai;

9. Hasrat dicintai, dan

10. Adanya wewenang dan kekuasaan.

 

Penerapan Nilai Dan Perilaku Sosial Remaja

Remaja tidak hanya menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya. Namun remaja juga menjalin hubungan sosial diluar kelompok sebayanya, antara lain menjalin pergaulan dilingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.

Dalam pergaulan di lingkungan masyarakat , seorang remaja dituntut untuk menampilkan prilaku yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Perilaku sosial tersebut berkaitan erat dengan tugas perkembangan jenisnya yang meliputi:

1. Berani mengambil keputusan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain;

2. Mampu memberikan control pada diri sendiri maupun kelompok sosialnya;

3. Berperilaku sesuai dengan jenis kelaminnya;

4. Mampu mengembangkan toleransi sosial dalam bentuk tenggang rasa;

5. Mampu memimpin dan dipimpin dalam kelompok sosialnya, serta

6. Menerima tanggung jawab sosial yang diberikan kepadanya.

Dalam llingkungan keluarga, remaja melakukan interaksi sosial yang efektif dengan anggota keluarga. Interaksi sosial inilah yang menentukan arah dan sifat sosial remaja di dalam kehidupan masyarakat luas. Munculnya kekuatan dan kelemahan yang ada pada seseorang bersumber dari lingkungan keluarganya karena dalam lingkungan keluargalah seorang anak mengawali kehidupannya dan menerima proses sosiallisasi yang pertama dalam hidupnya.

Demikian juga peranan remaja sesuai jenis kelaminnya, di awali dengan kehidupan keluarga. Keluarga membiasakan mendidik anak perempuan untuk mengerjakan perkerjaan ibu rumah tangga, sedangkan anak laki-laki cenderung dilatih untuk mengenal perkerjaan yang sifatnya banyak menguras energi dengan mengandalkan kekuatan fisik.

Setelah anak memasuki usia remaja, banyak orang tua yang kewalahan dengan perubahan yang terjadi pada anaknya, dimana memasuki masa remaja, perubahan besar terjadi pada pola perilaku dan pola pemikiran anak. Anak yang semuala penurut mulai menunjukkan perilaku yang bagi orang tuanya merupakan bentuk perilaku yang asing. Tidak jarang perubahan ini tidak dapat diterima orang tua sehingga menimbulkan konflik anatara orang tua dan anak. Hal ini disebabkan karena pola pemikiran orang tua yang tidak selaras dengan perkembangan anak.

Terjadinya konflik anatara anak dan orang tua yang disebabkan oleh perubahan fisik maupun pifiskis pada remaja perlu dipahami oleh orang tua sehingga konflik tidak berlanjut menjadi kesalahpahaman yang memperburuk hubungan orang tua dan anak, khususnya mengenai perkembangan anak selanjutnya. Dalam keadaan ini, peranan orang tua untuk bertindak bijak sana sangatlah diperlukan.

Ketidak puasan anak dalam konfilk dengan orang tua pada umumnya disalurkan dalam kehidupan kelompok sosialnya. Anak-anak yang merasa senasib berkumpul dan menuangkan rasa ketidak puasannya dalam bentuk perilaku yang cenderung emosional dan melawan norma sosial yang dianggap sebagai hal yang kolot.

Munculya kenakalan remja di lingkuan masyarakat lebih banyak dipicu dari situasi kehidupan keluarga. Hubungan anak dengan orang tua yang tidak harmonis berakibat anak tidak meras betah di rumah, dan merasa mendapatkan tempat diluar rumah. Kenakalan remaja menjadi meresahkan masyarakat karena perilaku remaja yang tidak sesuai denga norma sosial yang berlaku.

Para remaja merasa memiliki niali dan norma sosial yang berbeda dengan nilai dan norma yang berlaku di lingan masyarakat. Misalnya, anak mulai merubah penampilannya dan keberadaannya yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Hal ini bukan sekedar tampil beda atau menerik perhatian, melainkan sebagai bentuk perhujudan perasaan yang terpendam dalam diri remaja.

Dalam masyarakt, keberadaan remaja mendapat perhatian secra khusus dengan dibentuknya lembaga kemasyarakatan yang disebut karang taruna. Dengan dibentuknya karang taruna, diharpakan remaja mendapatkan tempat untuk menyalurkan kehidupan sosialnya berkaitan dengan kehidupannya yang sebagai anggota masyarakat.

Melalui karang taruna ini, remaja diberikan kesempatan untuk melakukan aspirasinya dan mengembangkan interaksi sosialnya secara terarah demi kemajuan daerah. Pada umumnya, karang taruna merupakan wadah untuk mendidik remja dan mempersiapkan remaja terjun kemasyarakat.

Beberapa kegiatan karang taruna sebagai berikut:

1. Dalam bidang seni budaya dengan menyalurkan bakat dan minat dalam bidang kesenian dan kebudayaan dengan mengembangkan seni budaya yang di minati remaja di lingkungan daerah pemukiman tersebut. Misalnya, kelompok band,kelompok teater, dan kelompok seni lainnya.

2. Dalam bidang kerohanian mengarahkan remaja dalam bidang pengamalan ajaran agama yang dibimbing dalam lingkungan tempat peribadatan yang ada di daerah tersebut.

3. Dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan mengarahkan remaja untuk turut ambil bangain dalam pengabdian masyarakat misalnya, kegiatan membantu pelaksanaan hajatan dan kegiatan kerja bakti kampung.

4. Dalam bidang ekonomi mengarahkan remaja untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan perekonomian. Misalnya, mendirikan koperasi khusus remaja, membuka bengkel kerja, ataupun usaha bidang ekonomi lainnya yang dikelola oleh anggota karang taruna.

Partisipasi remaja dalam kegiatan merupakan bentuk penyaluran bakat dan minat yang ada pada remaja, sekaligus sebgai mendia remaja dalam bentuk identitas dirinya sebagai generasi penerus yang pontensial. Keberadaan karang taruna juga merupakaan filter bagi kemungkinan masuknya pengaruh negatif yang meracuni remaja sehingga dapat menekan terjadinya tindak kenakalan dikalangan remaja, khususnya didaerah tersebut.

Melalui karang taruna, peranan sosial remaja ditengah kehidupan masyarakat dapat diarahkan menuju hal-hal yang bermanfaat bagi kelanjutan hidup mereka sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab dan peduli terhadap tanggung jawab sosialnya. Melalui karang taruna pula, remaja di latih untuk mempersiapkan diri menjadi warga masyarakat sekaligus sebagai warga negara yang baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IX

KEHIDUPAN REMAJA DAN PENDIDIKANNYA

Kehidupan Pribadi Remaja

Pada hakikatnya remaja merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, ia menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Kebutuhan pribadi tersebut meliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan sosio-psikologis. Dalam pertumbuhan fisiknya, remaja memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seseorang.

Kehidupan pribadi seorang remaja merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal kehidupannya dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap, seorang remaja berupaya untuk mampu mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan serta tugasnya sehari-hari. Untuk itu diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan pribadinya.

Kekhususan kehidupan pribadi bermakna bahwa segala kebutuhan dirinya memerlukan pemenuhan dan terkait dengan masalah-masalah yang tidak dapat disamakan dengan individu yang lain. Oleh karenanya, setiap pribadi akan dengan sendirinya menampakkan ciri yang khas yang berbeda dengan pribadi yang lain. Di samping itu, dalam kehidupan ini diperlukan keserasian antara kebutuhan fisik dan nonfisiknya. Kebutuhan fisik tiap orang perlu pemenuhan, misalnya seseorang perlu bernapas dengan lega, perlu makan enak dan cukup, perlu kenikamatan, dan perlu keamanan. Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis, setiap pribadi membutuhkan kemampuan untuk menguasai sikap dan emosinya serta sarana komunikasi untuk bersosialisasi. Hal itu semua akan tampak secara utuh dan lengkap dalam bentuk perilaku dan perbuatan yang mantap.

Dengan demikian, masalah kehidupan pribadi merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik, sosial budaya, dan faktor psikologis. Di samping itu, seorang remaja juga membutuhkan pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya, baik dari keluarganya sendiri maupun dari luar keluarganya. Tiap orang mempunyai harga diri dan berkeinginan untuk selalu mempertahankan harga diri tersebut.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi

Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukan dalam perilaku. Perilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk di dalam lingkungan. Sebagaimana diketahui, lingkungan tempat ia berkembang sangat kompleks.

Seseorang remaja, pertama tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan tugas keluarga dalam melaksanakan misinya sebagai penyelenggara pendidikan yang bertanggung jawab, mengutamakan pembentukan pribadi anak. Dengan demikian, faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi remaja adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya. Perkembangan remaja yang menyangkut perkembangan psikofisis dipengaruhi oleh: status sosial ekonomi, filsafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti kedisiplinan, kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban menjalankan ajaran agama.

 

Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku

Kehidupan merupakan rangkaian yang berkesinambungan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan kehidupan sekarang dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya dan keadaan yang akan datang banyak ditentukan oleh keadaan kehidupan saat ini. Dengan demikian, tingkah laku seseorang juga dipengaruhi oleh hasil proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya berintegrasi dengan kejadian-kejadian saat sekarang. Kehidupan pribadi yang mantap memungkinkan seorang remaja akan berperilaku mantap, yaitu : mampu menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara matang, tertib, disiplin, dan penuh tanggung jawab.

 

Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi

Kehidupan pribadi yang merupakan rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan, perlu dipersiapkan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pembiasaan dalam hal :

  1. Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik. Pengenalan dan pemahaman nilai dan moral yang berlaku di dalam kehidupan perlu ditanamkan secara benar.
  2. Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dengan penuh tanggung jawab.
  3. Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan dengan sesama, terutama dengan teman sebaya. Menunjukkan gaya dan pola kehidupan yang baik sesuai dengan kultur yang baik dan dianut oleh masyarakat.
  4. Cara-cara pemecahan masalah yang dihadapi. Menunjukkan dan melatih cara merespon berbagai masalah yang dihadapi.
  5. Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
  6. Melakukan peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga. Di dalam keluarga perlu dikembangkan sikap menghargai orang lain dan keteladanan.

Di samping perlu diciptakan suasana keteladanan oleh pihak-pihak yang berwewenang, seperti orang tua di dalam keluarga, guru di sekolah, dan tokoh masyarakat dalam kehidupan sosial. Dalam suasana ini yang perlu ditonjolkan antara lain adalah sifat sportif dan kejujuran, berjuang keras dengan berpegang pada prinsip yang dapat dipercaya.

 

Perkembangan Kehidupan Pendidikan Remaja

Sekolah menyediakan pelajaran dasar yang belum bermakna sebagai pembekalan untuk siap bekerja dan belum terarah kepemberian keterampilan tertentu untuk terjun ke dunia kerja di dalam masyarakat. Sikap remaja terhadap pendidikan sekolah banyak diwarnai oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang baik itu adalah guru yang akrab dengan siswanya dan menolong siswa dalam hal pelajaran. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan menilai atas dasar objektivitas yang tidak disertai faktor emosional. Sekolah bermaksud untuk mampu memberikan kepada para peserta didik “apa yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaannya”.

Pencapaian tingkat pendidikan dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan atau IQ. Dalam kenyataannya IQ setiap orang berbeda-beda, hal itu berpengaruh terhadap pola kehidupannya di dalam bidang pendidikan. Kehidupan pendidikan merupakan bagian awal dari kehidupan karier, maka perbedaan kehidupan pendidikan tersebut konsekuensinya akan membawa perbedaan individual di dalam kehidupan kariernya.
            Orang tua perlu memahami kemajuan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah dan di luar keluarga karena dengan norma dan ketentuan yang tidak terlalu jauh berbeda antara rumah, sekolah, dan masyarakat dapat dicapai. Proses pemilihan kerja sebenarnya telah berlangsung sejak dini, di saat anak menetapkan pilihan sekolah. Remaja telah berkemampuan untuk menarik keputusan, sekalipun dasar pertimbangan yang digunakan belum cukup luas, terutama yang berkaitan dengan pandangan masa depan yang belum mantap. Oleh karena itu mereka masih memerlukan arahan atau bimbingan orang tua atau pembimbing.

Faktor yang digunakan untuk menentukan pilihan pekerjaan antara lain :

1. Minat dan kemampuan.

2. Jenis kelamin.

3. Latar belakang orang tua.

4. Kondisi sosial ekonomi.

5. Jenis pekerjaan itu sendiri.

Secara psikologis remaja telah cukup mampu untuk memikul tanggung jawab dan hidup mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi tidak semua remaja siap menghadapi kondisi masyarakat yang terus berkembang sehingga mereka belum memiliki konsep kehidupan masa depan. Hal ini akan berakibat mereka akan tampak tidak memiliki pendirian dan mengalami kesulitan memilih jenis pekerjaan serta tergantung kepada kelompok.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB X

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

Pengertian

Menurut Daradjat (1972) penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku agar terjadi hubungan yang selaras antara dirinya dan lingkungannya. Dikatakan bahwa penyesuaian diri mempunyai dua aspek, yaitu penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri sosial. Penyesuaian diri pribadi adalah penyesuaian individu terhadap dirinya sendiri dan percaya pada diri sendiri. Sedangakan penyesuaian sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam lingkungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengannya.

Geringan (1986) mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah mengubah diri sendiri dengan keadaan lingkungan dan juga mengubah lingkungan sesuai dengan keinginannya, Tentu saja hal ini tidak menimbulkan koflik bagi diri sendiri dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Hillgard (dalam Damayanti, 2002), individu mengadakan penyesuaian diri untuk menghilangkan konflik dan melepaskan rasa ketidak enakan dalam dirinya.

Menurut Gunarso (1995) penyesuaian diri sebaiknya menjadi dasar dari pembetukan hidup dengan pola-pola yang berintegrasi tanpa tekanan emosi yang berarti. Katono (1980) mengartikan penyesuaian diri sebagi usaha untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan sehingga rasa bermusuhan, dengki, iri hati, pasangka, kecemasan, kemarahan sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dengannya terkikis habis.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk menyelaraskan kebutuhan dalam diri sendiri maupun dengan situasi diluar dirinya guna mendapatkan hubungan yang lebih baik serasi antara diri dan lingkungan yang dihadapinya.

Proses Penyesuaian Diri

Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat.

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu  yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. 

Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1.  Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa,  atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.

Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.

2.  Penyesuaian Sosial  

Setiap iindividu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling  mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.  Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial.

Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara  komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.

Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan.

Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok.  Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.

Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.

Pembentukan Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih setiap orang, tidak akan dapat tercapai, kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan  jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.

Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya, pada penulisan ini beberapa lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya adalah sebagai berikut:

a.  Lingkungan Keluarga

Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti. 

Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu. Dalam prakteknya banyak orangtua yang mengetahui hal ini namun mengabaikannya dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak-anak. Hal ini seringkali ditanggapi negatif oleh anak dengan merasa bahwa dirinya tidak disayangi, diremehkan bahkan dibenci.

Bila hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang (terutama pada masa kanak-kanak) maka akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri di kemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang  berpengaruh, karena remaja sudah lebih matang tingkat pemahamannya, namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas dan stres.

Berdasarkan kenyataan  tersebut diatas maka pemenuhan kebutuhan anak akan rasa kekeluargaan harus diperhatikan. Orang tua harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pengasuhan, pengawasan dan penjagaan pada anaknya; jangan semata-mata menyerahkannya pada pembantu. Jangan sampai semua urusan makan dan pakaian diserahkan pada orang lain karena hal demikian dapat membuat  anak tidak memiliki rasa aman.

Lingkungan keluarga juga merupakan lahan untuk mengembangkan berbagai kemampuan, yang dipelajari melalui permainan, senda gurau, sandiwara dan pengalaman-pengalaman sehari-hari di dalam keluarga. Tidak diragukan lagi bahwa dorongan semangat dan persaingan antara anggota keluarga yang dilakukan secara sehat memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan seorang individu. Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya jangan menghadapkan individu pada hal-hal yang tidak dimengerti olehnya atau sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan olehnya, sebab hal tersebut memupuk rasa putus asa pada jiwa individu tersebut.

Dalam keluarga individu juga belajar agar tidak menjadi egois, ia diharapkan dapat berbagi dengan anggota keluarga yang lain. Individu belajar untuk menghargai hak orang lain dan cara penyesuaian diri dengan anggota keluarga, mulai orang tua, kakak, adik, kerabat maupun pembantu.

Kemudian dalam lingkungan keluarga individu mempelajari dasar dari cara bergaul dengan orang lain, yang biasanya terjadi melalui pengamatan terhadap tingkah laku dan reaksi orang lain dalam berbagai keadaan. Biasanya yang menjadi acuan adalah tokoh orang tua atau seseorang yang menjadi idolanya. Oleh karena itu, orangtua pun dituntut untuk mampu menunjukkan sikap-sikap atau tindakan-tindkan  yang mendukung hal tersebut.

Dalam hasil interaksi dengan keluarganya individu juga mempelajari sejumlah adat dan kebiasaan dalam makan, minum, berpakaian, cara berjalan, berbicara, duduk dan lain sebagainya. Selain itu dalam keluarga masih banyak hal lain yang sangat berperan dalam proses pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada orang lain atau diri sendiri, pengendalian rasa ketakutan, toleransi, kefanatikan, kerjasama, keeratan, kehangatan dan rasa aman karena semua hal tersebut akan berguna bagi masa depannya.

b.  Lingkungan Teman Sebaya  

Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi remaja menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran dan perasaan.

Ia mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita-citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya.

Dengan demikian pengertian yang diterima dari temanya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.

c.  Lingkungan Sekolah  

Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

Pendidikan modern menuntut guru atau pendidik  untuk mengamati perkembangan individu dan mampu menyusun sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan tersebut. Dalam pengertian ini berarti proses pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian tersebut. Jadi disini peran guru sangat berperan penting dalam pembentukan kemampuan penyesuaian diri individu.

Pendidikan remaja hendaknya tidak didasarkan atas tekanan atau sejumlah bentuk kekerasan dan paksaan, karena pola pendidikan seperti itu hanya akan membawa kepada pertentangan antara orang dewasa dengan anak-anak sekolah. Jika para remaja merasa bahwa mereka disayangi dan diterima sebagai teman dalam proses pendidikan dan pengembangan mereka, maka tidak akan ada kesempatan untuk terjadi pertentangan antar generasi.

Permasalahan – Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja

Diantara persoalan terpentingnyan yang dialami oleh remaja dalam kehidupan sehari – hari dan yang menghambat penyesuaian diri yang sehat adalah hubungan remaja dengan orang dewasa terutama orang tua.Masalah wajar yang berhubungan dengan orang tua antara lain berhubungan dengan :

1. Pelaksanaan tugas perkembangan dala hal mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua. Remaja ingin bebas menentukan tujuan hidupnya sendiri, sementara orang tua masih takut memberi tanggung jawab kepada remaja sehingga terus membayangi remajanya.

2. Kebutuhan – kebutuhan akan perhatian, kasih sayang dari orang tua yang tidak selamanya dapat terpenuhi karena antara lain kesibukan dalam soal ekonomis orang tuanya.

3. Tugas – tugas perkembangan yang bertentangan dengan kebergantungan secara ekonomis, khususnya dalam kelangsungan pendidikan atau sekolah. Kesemuanya menjadi bahan pemikiran dan dirasakan sebagai pengganggu hidupnya.

Permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis kelurga seperti keretakan kelurga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup dirumah tangga yang retak , mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk marah, suka menyendiri, disamping kurng kepekaa terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelsah dibandingkjan dengan remaja yang hidup dalam rumah tangga yang wajar.

Masalah wajar yang berhubungan dengan diri atau pribadi remaja itu sendri antara lain :

1. Perasaan dan pikiran mengenai fisik (jasmani)nya. Ada bentuk badan yang diidam – idamkan dan dipikirkan untuk dicapai. Diidamkannya bentuk badan atau wajah bintang film dalam poster – poster atau majalah, yang dbandigkan dengan keadaan dirinya sendiri.

2. Sikap dan perasaan mengenai kemampuannya. Remaja ingin berhasil dalam mengerjakan sesuatu, sementara dirumah dan disekolah anak remaja tersebut sering kali menghadapi kegagal;an dalam berbagai hal. Dirinya kadang – kadang bersifat apatis dan merasa telah gagal. Ini terjadi pada masa remaja awal dan akhir.

3. Sikap pandangan diri terhadap nilai – nilai. Akibat perkembangan kemampuan pikir, remaja memikirkan tentang nilai – nilai, yang benar dan yang salah yang baik dan yang buruk yang patut dan tidak patut. Informasi tentang hal itu diterima dari lingkungannya.

Tidak hanya masalah – masalah yang berasal dari keluarga atau diri sendiri, remaja juga mendapatkan permasalahan yang berasal dari masyarakat ketika mereka melakukan proses penyesuaian diri.

Masalah yang berhubungan degan masyarakat luas antara lan :

1. Pergaulan sehari hari dalam masyarakat luas, menatangkan masalah sejak remaja keluar dari ikatan keluarga, sejak memperluas pergaulan dari kelompok teman sebaya.

2. Persiapan dalam masa depan, sekolah dan jabatan menjadi bahan pemikiran.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB XI

Karakteristik Perkembangan Siswa

Karakteristik Perkembangan Intelektual

Intelegensi atau intelek berarti pikir, sedangkan intelektual bias diartikan sebagai kemampuan kecerdasan. Perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan, menghubungkan sampai mengambil keputusan merupakan pengertian dari berpikir. Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah secara cepat.

Anak usia Sekolah Dasar mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya secara objektif, mulai ingin mengetahui segala sesuatu, berusaha menambah pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya.Mereka senang dengan kegiatan yang menantang, beraktifitas dan banyak gerak.

Menurut Piaget, anak usia Sekolah Dasar termasuk pada perkembangan operasi konkret. Mereka mampu berpikir secara logis dan kuantitatif, mampu berperilaku objektif dalam mengkaji kejadian. Kemampuan ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasi objek sesuai dengan klasifikasinya, tata urutannya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain dan kemampuan berfikir deduktif. Mereka mampu untuk memusatkan perhatian pada beberapa atribut dari sebuah benda atau kejadian secara bersama dan mengerti hubungan antar dimensi.

 

Percobaan konsevasi Piaget terdiri dari :

1. Desentrasi dan konservasi, hasilnya anak mempunyai konsep bahwa perubahan pada satu dimensi, dapat dikompensasikan dengan peruban pada dimensi lain.

2. Seriasi, hasilnya anak dapat mengurutkan benda dari yang terbesar sampai terkecil dan sebaliknya.

3. Pemikiran rasional, hasilnya anak dapat menyebutkan karakteristik teman-temannya (tinggi, pendek, gemuk, kurus)

4. Inklusi kelas, hasilnya anak dapat menggambarkan prinsip logis bahwa terdapat hubungan hierarki antar golongan dan dapat mengerti bahwa sifat khusus dari benda dapat termasuk lebih ari satu golongan yang mempunyai hubungan pada suatu saat yang disebut dengan prinsip penggandaan.

 

Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak

Untuk bergaul dan berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa, baik dalam bentuk tulisan, percakapan, bahasa isyarat maupun ekspresi wajah. Untuk berkomunikasi secara efektif prlu memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Nilai-nilai tersebut harus diberikan sedini mungkinagar tertanam hal-hal mana yang baik dan buruk, yang boleh atau tidak boleh dilakukan, bagaimana bersilap dan bertutur kata yang baik terhadap orang lain. Pembelajaran nilai-nilai tersebut harus dengan contoh yang konkret agar mudah difahami anak.

 

1. Perkembangan Bahasa

Bentuk komunikasi manusia merupakan yang paling sempurna daripada binatang, karena manusia dapat melakukannya melalui berbagai sarana dan prasarana yang ada. Tiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan menyatakan atau mengekspresikan pikirannya dan menangkap pemikiran orang lain melalui bahasa, sehingga komunikasi menjadi efektif. Anak-anak lebih dapat mengerti aa yang dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran dan perasaan mereka dengan kata-kata.

Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan proses berbicara seperti alat bicara dan pertumbuhan/perkembangan otak, anak semakin jelas dalam mengutarakan kemauan, pikiran maupun perasaannya melalui ucapan atau bahasa. Hal itu tidak lepas ari pengaruh lingkungan, terutama orang tua atau keluarga. Anak yang selalu mendapat motivasi positif akan terpacu untuk mengembangkan potensi bicaranya.

 

2. Fungsi Bicara

Fungsi bahasa manusia antara lain :

a. Untuk mengekspresikan perasaan, merupakan kalimat spontan yang terucap tanpa ada tujuan apapun dan kepada siapapun.

b. Untuk mempengaruhi orang lain, merupakan kalimat batau isyarat yang dapat menyebabkan orang lain terpengaruh.

c. Untuk menyampaikan informasi, merupakan kalimat untuk menyampaikan informasi atau pemberitahuan kepada oran lain.

 

3. Tahap-tahap Bicara

Sebelum dapat berbicara lancar, ada tahapan yang biasa dilalui seseorang, antara lain :

Menangis, merupakan cara yang biasa dilakukan oleh bayi untu berkomunikasi dan melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Berceloteh, dilakukan oleh anak sebelum usia 2 tahun.

Holofrase, dilakukan oleh anak setelah usia 2 tahun sampai menjelang sekolah.

Mengobrol, disebut juga social speech merupakan bentuk berbicara yang mempunyai makna social, bertujuan agar pembicaraannya didengar dan dimengerti oleh orang lain.

 

4. Faktor-faktor yang Memeacu Anak Cepat Berbicara

a. Keluarga

b. Media Elektronik

c. Sekolah

 

Perkembangan Moral

Tingkah laku yang bermoral merupakan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat. Nilai-nilai moral tersebut tidak sama tergantung dari faktor kebudayaan setempat. Nilai moral merupakan sesuatu yang bukan diperoleh dari lahir melainkan dari luar.

 

 

1. Perkembangan Moral Menurut Beberapa Pakar

Usia Sekolah Dasar merupakan tahun-tahun imajinasi atau keajaiban bagi anak.Berikut ini pendapat para ahli tentang perkembangan moral.

 

a. Menurut Piaget

Anak usia 5 tahun masih menilai benar dan salah secara kaku, disebut tahap moralitas heteronomous (heteronomous morality). Pada usia sekitar 11 tahun, proses berpikirnya sudah mulai berkembang sehingga penilaian benar dan salah menjadi relatif.

 

b. Menurut Kohlberg

Tingkat pertama, anak mengikuti semua peraturan yang telah ditentukan dengan harapan dapat mengambil hati orang lain dan dapat diterima dalam kelompok (moralitas anak baik)..

Tahap kedua, anak menyesuaikan diri pada aturan-aturan yang ada dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut (moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan).

 

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Moral

Antara lain :

a. Lingkungan rumah

b. Lingkungan sekolah

c. Teman sebaya dan aktivitas

d. Intelegensi dan jenis kelamin

 

Perkembangan Agama

Menurut Zakiah Darajat (dalam Martini Jumaris), agama sebagai dari iman, pikiran yang diserapkan oleh pikiran, perasaan, dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap. Agama merupakan pengarah dan penentu sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Awalnya anak-anak mempelajari agama berdasarkan contoh baik di rumah maupun di sekolah. Bambang Waluyo menyebutkan dalam artikelnya bahwa pendidikan agama di sekolah meliputi dua aspek, yaitu : 1. Aspek pembentukan kepribadian (yang ditujukan kepada jiwa), 2. Pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran)

Metode yang digunakan dalam pembelajaran harus berkaitan erat dengan dimensi perkembangan motorik, bahasa, social, emosional maupun intelegensi siswa. Untuk kelas rendah dapat menggunakan metode bercerita, bermain, karyawisata, demonstrasi atau pemberian tugas. Untuk kelas tinggi dapat menggunakan metode ceramah, bercerita, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas atau metode lainnya yang sesuai dengan perkembangan siswa.

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di SD, antara lain:

a. Metode Bercerita

b. Metode Bermain

c. Metode Karyawisata

d. Metode Demonstrasi

e. Metode Pemberian Tugas

f. Metode Diskusi dan Tanya Jawab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB XII

PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN REMAJA

Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.

            Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan alran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.

            Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka  dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.

Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu:

  1. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun
  2. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
  3. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.

 

Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

  1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
  2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
  3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
  4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
  5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
  6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
  7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
  8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara
  9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
  10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam Hurlock, 1973).

 

Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:

  1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
  2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.

Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.

Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.

Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya.

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

Uraian di atas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah yang dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau ganguan perilaku. Beberapa bentuk gangguan perilaku ini dapat digolongkan dalam delinkuensi.

            Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapaikemasakan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.

 

Perkembangan fisik remaja

Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi.

Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder.

Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya.

Menurut Mussen dkk., (1979) sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11 tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun (Katchadurian, 1989). Penyebab terjadi makin awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor gizi yang semakin baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi (Sarwono, dalam JEN, 1998).

Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Menurut Bourgeois dan Wolfish (1994) remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis, sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia (Myles dkk, 1993).

Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik. Menurut PKBI (1984) secara fisik, usia reproduksi sehat untuk wanita adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor yang mempengaruhinya ada bermacam-macam .

Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun secar fisik kondisi organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Sampoerno dan Azwar (1987) menambahkan bahwa perawatan pra-natal pada calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.

  1. Perkembangan Psikis Remaja

Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.

 

Rumah Tangga

            Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).

            Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:

  1. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce)
  2. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah
  3. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
  4. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi daripada kejiwaan (psikologis).

Selain daripada kondisi keluarga tersebut di atas, berikut adalah rincian kondisi keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja, yaitu:

  1. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu
  2. Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga
  3. Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orangtua atau oleh kakek/nenek
  4. Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak
  5. Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak
  6. Campur tangan atau perhatian yang berlebih dari orangtua terhadap anak
  7. Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain
  8. Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol yang tidak cukup
  9. Kurang stimuli kongnitif atau sosial
  10. Lain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan orang tua, dan lain sebagainya.

Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/maja yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).

v  Kutub Sekolah

            Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain;

  1. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
  2. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
  3. Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
  4. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
  5. Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang
  6. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.

 

 

Kutub Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial)

            Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:

  1. Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)

1)      Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari

2)      Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya

3)      Pengangguran

4)      Anak-anak putus sekolah/anak jalanan

5)      Wanita tuna susila (wts)

6)      Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan

7)      Perumahan kumuh dan padat

8)      Pencemaran lingkungan

9)      Tindak kekerasan dan kriminalitas

10)  Kesenjangan sosial

  1. Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)

1)      Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya

2)      Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal

3)      Kebut-kebutan

4)      Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan

5)      Perkosaan

6)      Pembunuhan

7)      Tindak kekerasan lainnya

8)      Pengrusakan

9)      Coret-coret dan lain sebagainya

BAB XIII

Bottom of Form

Pengembangan Motivasi Siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:593 motivasi adalah

1) dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atu tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu;

2) usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

               Motivasi berasal dari kata motif. Motif berarti suatu perangsang atau dorongan dari dalam (inner drive) yang menyebabkan seseorang membuat sesuatu. Payaman J. Simanjuntak (2001:199) mengatakan bahwa, motivasi dalam sekolah merupakan proses bagaimana menumbuhkan dan menimbulkan dorongan supaya seseorang berbuat atau belajar.
               Oleh sebab itu setiap guru akan selalu mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Untuk itu perlu diadakan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi kerja dan pengawasan secara baik. Dengan kata lain hal-hal itu semua dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
               Dengan demikian motivasi adalah usaha atau kegiatan dari guru sekolah untuk menimbulkan dan meningkatkan semangat dan kegairahan belajar dari para siswanya.
Motivasi Belajar Menurut Para Ahli
1.      Menurut pendapat Dessler (1993) dalam Kuswadi (2004 : 328) bahwa :
               Motivate to represent matter modestly because people is basically motivated or impelled for berperilaku in way of certain felt instruct at deserts acquirement.
Artinya : Motivasi merupakan hal yang sederhana karena orang-orang pada dasarnya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara tertentu yang dirasakan mengarah pada perolehan ganjaran.
1.      Menurut Mohammad As’ad (2003 : 120) bahwa :
               Motivate is oftentimes interpreted with motivation term, the energy or motivation represent soul motion and corporeal to do so that the the motif represent a driving force moving human being to comport, and in its deed have a purpose certain.
               Artinya : Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan, dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

Motivasi dianggap sesuatu yang sangat penting karena menjadi sesuatu yang menyebabkan dan mendukung perilaku manusia supaya bekerja giat dan antusias dalam melaksanakan proses untuk mencapai hasil yang optimal.

Pada dasarnya masa remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan lingkungan dan pergaulan. Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan jaman dan tehnologi. Perkembangan teknologi tidak berarah ke perubahan yang positif malah menjadikan remaja menuju ke hal-hal yang negatif yang membentuk pribadi dan motivasi yang kurang baik bagi remaja.

Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah umumnya diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan rendah

Pentingnya peranan motivasi dalam proses belajar perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan.

Peran motivasi dalam proses belajar, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar anak.

Adapun fungsi dari motivasi dalam belajar diantaranya :

  1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
  2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut:

  1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar anak.
  2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri anak.
  3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar ana.
  4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.
  5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran

Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, adalah:

  1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa takut;
  2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah;
  3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;
  4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter;
  5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut :

  1. Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self sistem (kesadaran akan harga diri) siswa.
  2. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.
  3. Value clarification and moral development approach; guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan holistik dan humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa akan mengiringi pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik dan moral.
  4. Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
  5. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi intelektualnya.
  6. Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif.
  7. Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.

Sedangkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya;
  2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan dalam penyusunan tersebut;
  3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya;
  4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan;
  5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa;
  6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti : perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu;
  7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

 

 

 

 

 

           

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.

Calvin S. Hall & Gardner Lidzey (editor A. Supratiknya). 2005. Teori-Teori Psiko Dinamik (Klinis) : Jakarta : Kanisius

Gendler, Margaret E. 1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York : McMillan Publishing.

H.M. Arifin. 2003. Teori-Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta. PT Golden Terayon Press.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Developmental Phsychology. New York : McGraw-Hill Book Company

Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB – IKIP Bandung.

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

http://keripiku.blogspot.com/2010/11/pengertian-individu-keluarga-dan.html

http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-dan-perbedaan-individu/

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/aspek-aspek-perkembangan-perilaku-dan.html

Patty, Prof. F. MA. 1982. pengantar psikologi umum. Surabaya. usaha nasional.

Sunarto. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta

Monks, Prof. F. J. 1985. psikologi perkembangan. Nijmegen.

http://gayul.wordpress.com/2009/12/07/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/

http://my.opera.com/SlendangWetan29/blog/index.dml/tag/Prinsip-prinsip%20perkembangan

Monks, Prof. F. J. 1985. psikologi perkembangan. Nijmegen.

Zakiah Darajad, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta:Ruhana, 1995).

E. B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Edisi ke-5, (Jakarta:Erlangga, 1993).

F.J. Monks, dkk, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2002).

http://kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/

http://nuraelpidia.student.umm.ac.id/2010/01/29/perkembangan-remaja/

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2191415-remaja-pengertian-dan-tugas-perkembangannya/

 

Hurluck, E. , 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Agoes Dariyo. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/tugas-tugas-perkembangan-anak/

 

http://www.balita-anda.com

 

http://riasahirin.wordpress.com/2010/10/30/tugas-tugas-perkembangan-remaja/

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: C.V. Wacana Prima, 2009.

Sunarto dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Mappiare, Andi.1982.Psikologi Remaja.Surabaya:Usaha Nasional

 

http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-REMAJA

http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/29/perkembangan-dan-pertumbuhan-pada-masa-remaja/

Hidayah, Nur. 1998. Perkembangan Peserta Didik. Malang. IKIP malang.

Mapiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya. Usaha Nasional

Sears, David O dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta. Erlangga

http://www.g-excess.com/3374/perkembangan-hubungan-sosial-remaja/

http://www.g-excess.com/id/perkembangan-hubungan-sosial-remaja.html

Hidayah, Nur. 1998. Perkembangan Peserta Didik. Malang. IKIP malang.

Sears, David O dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta. Erlangga

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/aspek-aspek-perkembangan-perilaku-dan.html

Suryabrata, Sumadi. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta: CV. Rajawali.
Walgito, Bimo. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Fak Psikologi UGM.
Endra. 2008. Penyesuaian Diri Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

http://ayucikitamaretri.blogspot.com/2011/02/peran-interaksi-lingkungan-terhadap.html

http://stikunsap.forumotion.net/t6-interaksi-sosial-dalam-hubungan-antar-manusia

http://soranegino18.multiply.com/journal/item/19

Sumber: http://dens78.blogspot.com/2009/11/karakteristik-perkembangan-siswa.html

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

         

 

 

 

 

 

fungsi toolbar pada ms. word

Nama     :lutfi eko saputro

Kelas      :bb/l

Nim       :110721435036

 

Fungsi toolbar Pada Ms. Word

MENU FILE

 

  • • New                          : Membuka dokumen baru yang masih kosong.
    • Open                                    : Membuka file dokumen yang telah disimpan sebelumnya.
    • Save                          : Menyimpan dokumen ke media penyimpanan.
    • Save As                     : Menyimpan dokumen ke media penyimpanan dengan format lain.

• Print                          : Mencetak dokumen.

  • · Send in e-mail                       :untuk mengirim dokumen lewat e-mail.
  • · Set as dekstop beground      :untuk mengganti beground dekstop.
  • · Properties     :untuk mengetahui seputar dokumen.
  • · About paint   : untuk mengetahui seputar paint.
  • · Exit                            : menutup program Microsoft Word.

 

MENU HOME

 

  • Cut                   :untuk memotong file.
  • Copy                :untuk mengkopi file.
  • B                      :untuk mempertebal tulisan.
  • I                       :untuk membuat miring tulisan.
  • Font                 :untuk mengubah bentuk tulisan.
  • Font size          :untuk mengatur besar tulisan.
  • Subscribt         :untuk memberi simbol.
  • Super scribt     :untuk memberi pangkat.
  • Text highligh color      :untuk memberi warna beground.
  • Font color                    :untuk mengubah warna font.
  • Bullet                           :Untuk memberi tanda depan sub bab.
  • Numbering                  : Untuk memberi nomer pda tulisan.
  • Alighn text left                        : Untuk meratkan tulisan di debelah kiri.
  • Center                         : Untuk meratakan tulisan di tengah.
  • Alighn test right          : Untuk meratakan tulisan di sebelah kanan.
  • Justify                          : Untuk meratakan tulisan kanan-kiri.
  • Decrease indent          : Untuk membawa tulisan kearah kiri.
  • Increasa indent           : Untuk membawah tulisan ke dalam.
  • Line spacing                : Untuk mengatur spsi.
  • Sort                              : Untuk mengurutkan tulisan berdasarkan abjat.
  • Shading                       : Memberi warna pada lembar kerja.
  • Border                         : Untuk memberi baris.

 

MENU INSERT

 

  • • Break                        : Menentukan jenis perpindahan halaman.
    • Page Numbers          : Memberi nomor halaman.
    • Date and time          : Menyisipkan tanggal dan waktu yang berlaku saat ini.
    • Autotext                   : Menyisipkan kata.
    • Field                                     : Menyisipkan field.
    • Symbol                      : Menyisipkan symbol ke dalam teks.
    • Comment                  : Menyisipkan komentar.
    • Reference                 : Menyisipkan footnote, caption, cross reference.
    • Web Component      : Menyisipkan komponen dari web.
    • Picture                      : Menyisipkan gambar.
    • Diagram                   : Menyisipkan diagram.
    • Text Box                   : Menyisipkan teks atau gambar yang berada dalam kotak tertentu kedalam dokumen aktif.
    • File                           : Menampilkan toollbar markup.
    • Object                      : Menyisipkan objeck kedalam dokumen.
    • Bookmark                 : Menyisipkan tanda pada suatu teks, gambar, grafik, dan lainnya  dokumen.

 

MENU MAILINGS

 

 

  • Envelopes                    :Untuk membuat dan mencetak amplop.
  • Labels                          :Untuk membuat dan mencetak label.
  • Start Mail Mege          :Untuk membuat surat yang biasa atau berupa email untuk banyak orang.
  • Select Recipients        : Untuk membuat daftar penerima surat.
  • Edit Recepient List      : Untuk mengubah daftar penerima surat.
  • Highlight Merge Fields           : Untuk mempermudah mengubah informasi yang salah.
  • Address Block                         : Untuk memasukan alamat pada surat yang akan dituju.
  • Greeting Line              :Untuk menambah nama sapaan.
  • Insert Merge Field       :Untuk menambah informasi mengenai penerima surat.
  • Preview Results          :Untuk melihat hasil surat yang dibuat dan daftar penerima surat.
  • Find Recipient                         :Untuk mencari daftar penerima surat.
  • Finish & Merge           :Untuk mengetahui bahwa surat yang ibuat sudah lengkap.

 

 

 

 

 

REVIEW

 

  • Research         : Mencari kta pad lembar kerja
  • Translate         : Untuk mengartikan kata.
  • New komen     : Menjelaskan suatu kata.

 

MENU EDIT

 

  • • Undo                         : Membatalkan perintah yang telah dilakukan .
    • Repeat /Redo           : Mengulangi perintah yang telah dilakukan .
    • Cut                            : Menghapus/memindahkan teks atau objek yang dipilih ke clipboard.
    • Copy                         : Menyalin teks atau objek yang dipilih ke clipboard.
    • Office Clipboard       : Membuka isi clipboard.
    • Paste                                    : Menempatkan teks yang ada di clipboard pada posisi yang diinginkan.
    • Paste Spesial                        : paste dengan format yang berbeda.
    • Clear                         : Menghapus semua data (All), format data (formats), komentar (comments), dan isi.

• Select All                  : Untuk memblok semua data dokumen.
• Find                          : Mencari kata dari dokumen yang sedang aktif.
• Replace                    : Untuk mencari dan mengganti kata tertentu dari dokumen yang sedang aktif.
• Go To                        : Menuju ke halaman.

 

MENU VIEW

 

  • • Normal                     : Mengubah tampilan layar ke bentuk normal.
    • Web layout               : Mengubah tampilan layar dalam bentuk web view.
    • Print layout               : Mengubah tampilan layar pengetikan ke bentuk print view.
    • Outline                     : Mengubah tampilan layar ke bentuk outline view.
    • Task Pane                 : Menampilkan/menyembunyikan bantuan task pane di layar.
    • Toolbars                   : Menampilkan dan menyembunyikan toolbar.
    • Ruler                         : Menampilkan dan menyembunyikan mistar/garis pengatur.
    • Show Paragraph Marks        : Untuk menampilkan simbol paragraph.
    • Gridlines                               : Untuk menampilkan tanda garis pada lembar kerja.
    • Documents Map                   : Menampilkan dokumen dengan disertai peta gambar.
    • Header Footer                      : Membuat dan menghapus judul atas dan bawah di dokumen.
    • Footnotes                             : Melihat catatan yang sudah dibuat di footnote.
    • Full Screen                            : Menampilkan dokumen dalam satu layar penuh.
    • Zoom                                    : Menentukan ukuran tampilan lembar kerja pada layar.

 

 

 

 

 

MENU TABLE

 

  • Draw Table            : Menampilkan toolbar Tables dan Borders untuk membuat gambar table.
  • Insert                     : Menyisipkan tabel, baris, sel, dan kolom.
  • Delete                   : Menghapus tabel, baris, sel, dan kolom.
  • Select                    : Menandai tabel, baris, sel, dan kolom.
  • Merge Cells           : Menggabungkan beberapa sel menjadi satu sel.
  • Split Cells              : Memecah sel menjadi beberapa sel.
  • Split Table             : Memecah tabel menjadi beberapa table.
  • Table AutoFormat : Memformat tabel dengan format yang telah disediakan Ms. Word.
  • AutoFit                   : Menentukan penyesuaian judul, Windows, kolom secara otomatis.
  • Heading Rows Repeat      : Mengulang baris judul.
  • Convert                              : Mengkonversi teks menjadi tabel, atau sebaliknya.
  • Sort                                    : Mengurutkan data atau teks.
  • Formula                             : Menggunakan rumus dan fungsi yang disediakan Ms. Word.
  • Hide Gridlines                   : Menampilkan atau menyembunyikan garis bantu pada table.
  • Table Propertise                : Menampilkan kitak dialog Table Propertise.

 

SUB TOLLBAR

   Clipboard : Submenu Clipboard digunakan untuk menampilkan kembali hasil proses copy atau pemotongan yang telah dilakukan.

  Font : Submenu Font berfungsi untuk model/jenis huruf, ukuran huruf, menebalkan huruf, mencetak huruf miring, membuat huruf turun, naik setengah karakter, menghapus huruf, memberi warna huruf, memberi background huruf, dan membuat huruf menjadi besar atau kecil.

 

  Paragraph : Submenu Paragraph digunakan  untuk pengaturan dan pemberian bullet and numbering, pengaturan outline number, melakukan decrease dan increase indentasi paragraf, perataan teks atau Allignment (yang terdiri dari align left, right, dan justify), pengaturan jarak baris (spasi), pemberian color (fill color), pemberian bingkai (border), dan pengurutan data (sort).

  Style : Submenu Style digunakan untuk mengatur penampilan teks (di antaranya dengan pilihan normal, tidak berspasi, serta heading).

  Editing : Submenu Editing digunakan untuk proses pengeditan teks.

 

Tab Insert :  digunakan untuk memasukkan instruksi ke dalam dokumen Microsoft Word.

 Page : Submenu Page digunakan untuk untuk pembuatan halaman cover, membuat atau membuka dokumen yang masih kosong dan membuat penggalan halaman.
  Tabel : Submenu Insert Tabel digunakan untuk menyisipkan atau memasukkan tabel ke dalam lembar kerja Word.

  Ilustrations : Submenu Ilustrations digunakan untuk memudahkan Anda dalam mendesain lembar kerja dengan cara menambahkan gambar, Clip Art, Shapes (gambar-gambar sederhana yang ditampilkan Word 2007), dan menyisipkan grafik.
  Link : Apabila Anda menginginkan untuk dapat menghubungkan file ke file yang lain, maka pilihan Link ini akan membantu dan mempermudah Anda menghubungkan ke file lain termasuk ke internet.

  HEADER AND FOOTER : Insert Header and Footer digunakan untuk menyisipkan teks                   pada header dan footer sebuah dokumen serta pemberian nomor halaman.
   Text : Insert Text digunakan untuk membuat Text Box, membuat WordArt (huruf indah), serta pembuatan Drop Cap (huruf menjadi lebih besar di awal paragraf).
  Symbol : Insert Symbol digunakan untuk membuat/memasukkan rumus serta simbol-simbol ke dalam teks.

 

PAGE LAYOUT

 

 

Page Layout   :digunakan untuk mengatur tata letak data.
Tab Page Layout ini terdiri dari sub-sub menu berikut.

  Themes : Themes digunakan untuk pengaturan huruf dengan format sesuai keinginan (misalnya heading, normal, dan lain-lain).
 Page Setup : Page Setup digunakan untuk pengaturan margin (batas tepi kertas), paper size (ukuran kertas), dan pembuatan kolom teks.
  Background            : Page Background digunakan untuk memformat halaman menjadi berwarna, watermark, dan pembuatan bingkai halaman kertas.
  Paragraph            : Pada submenu Paragraph ini Anda dapat mengatur seberapa besar indentasi (menjorok) serta membuat spasi antarbaris teks Anda.
  Arrange : Arrange digunakan untuk mengatur tata letak/posisi teks di dalam halaman, seperti diletakkan di depan atau di belakang gambar.

References  : digunakan untuk memasukkan berbagai perintah seperti menuliskan footnote (catatan kaki), menyisipkan gambar, dan membuat tanda citasi.

tugas uts

Daftar Nilai Kelas XII SMA ALAM  
No Nama  Nilai Tugas Nilai Quis Nilai UTS Nilai UAS Nilai Akhir Status Kelulusan KRITERIA BEBAN GRAFIK
1 Abigail Smith 75 75 95 95 85 LULUS A 87  
2 Annette yuang 80 95 70 0 61,25 TIDAK LULUS C+ 56  
3 Bunga Citra Dewi 80 65 80 0 56,25 TIDAK LULUS C- 53  
4 Dwight Scrute 95 75 80 80 82,5 LULUS A- 82  
5 Edith Abbott 65 80 90 90 81,25 LULUS A- 83  
6 Grace Dewitt 48 43 37 23 37,75 TIDAK LULUS D 36,2  
7 Hannah Adams 80 80 80 80 80 LULUS A- 80  
8 Ittoria Accorambo 70 80 75 75 75 LULUS B 75  
9 Jack Prantice 80 80 95 95 87,5 LULUS A 89  
10 Jim Halpert 65 70 95 95 81,25 LULUS A- 84  
11 Michael Scott 70 80 70 70 72,5 LULUS B 72  
12 Putri Kembar 0 54 0 30 21 TIDAK LULUS E 19,8  
13 Rianti Wijayanti 75 90 95 85 86,25 LULUS A 87  
14 Sam Hapert 90 95 70 70 81,25 LULUS A- 79  
15 Sarah Astopovich 70 75 75 75 73,75 LULUS B 74  
16 Taman Ayu 80 65 70 70 71,25 LULUS B 71  
17 Toby Khan 95 0 55 50 50 TIDAK LULUS C- 50,5  

daftar kreditan hp samsung

DAFTAR PEMBELIAN KREDIT HP SAMSUNG
no merek hp tipe hp harga  jangkah waktu suku bungah anggaran per bulan total bayar laba
1 Samsung Galaxy nexus 6.499.000 12 5% Rp733.252,34 Rp8.799.028,08 Rp2.300.028,08
2 Samsung galaxy W 2.900.000 5 2% Rp615.259,34 Rp3.076.296,71 Rp176.296,71
3 Samsung Galaxy S II 5.250.000 10 4% Rp647.277,46 Rp6.472.774,58 Rp1.222.774,58
4 Samsung Galaxy Fit 1.700.000 4 2% Rp446.460,38 Rp1.785.841,52 Rp85.841,52
5 Samsung Galaxy Ace 2.425.000 5 2% Rp514.484,11 Rp2.572.420,53 Rp147.420,53
6 Samsung Galaxy Mini S5570 1.400.000 4 2% Rp367.673,25 Rp1.470.693,01 Rp70.693,01
7 Samsung Galaxy Tab 4.500.000 9 4% Rp605.218,47 Rp5.446.966,20 Rp946.966,20
8 Samsung Galaxy S 3.500.000 8 3% Rp498.597,36 Rp3.988.778,89 Rp488.778,89
9 Samsung S5620 Monte 1.500.000 4 2% Rp393.935,63 Rp1.575.742,52 Rp75.742,52
10 Samsung Galaxy Spica 2.000.000 5 2% Rp424.316,79 Rp2.121.583,94 Rp121.583,94

harga hp samsung

DAFTAR HARGA HP SAMSUNG
no tipe o harga
1 Samsung Galaxy Nexus
 
     
 
6,499,000
5 Samsung Galaxy S II
 
     
 
5,250,000
18 Samsung Behold II
 
     
 
5,000,000
11 Samsung Galaxy Tab
 
     
 
4,500,000
8 Samsung Galaxy Nexus S
 
     
 
3,999,000
12 Samsung I 9000 Galaxy S
 
     
 
3,500,000
2 Samsung Galaxy W
 
     
 
2,900,000
17 Samsung B5310 Corby Pro
 
     
 
2,900,000
9 Samsung Galaxy Ace
 
     
 
2,425,000
4 Samsung Galaxy Pro B7510
 
     
 
2,370,000
6 Samsung Galaxy 551
 
     
 
1,800,000
7 Samsung Galaxy Fit   1,700,000
16 Samsung Galaxy Spica   1,700,000
15 Samsung S5620 Monte   1,500,000
10 Samsung Galaxy Mini S5570   1,400,000
13 Samsung Corby Plus B3410   1,250,000
3 Samsung Galaxy Y S5360   1,200,000
14 Samsung C3510   1,000,000

tugas data base produck

           
      DISTRO PSD    
           
           
  Kode Produk ae018   Jumlah Stock 150
  Nama Produk Kaca Mata PSD   Harga 200000
  Kategori Produk Aksesoris   Yang dibeli 9
        Total Bayar 1800000
           
           
  id nama produk unit price in stock kategori produk
  ae008 Baju Lengan panjang PSD 500000 100 Pakaian
  ae009 Baju PSD 400000 50 Pakaian
  ae010 Celana Pendek PSD 500000 50 Pakaian
  ae011 Celana PSD 900000 100 Pakaian
  ae012 Cincin PSD 100000 50 Aksesoris
  ae013 Dompet Hp PSD 300000 100 Aksesoris
  ae014 Dompet PSD 350000 100 Aksesoris
  ae015 Gantungan Kunci PSD 200000 50 Aksesoris
  ae016 Gelang PSD 100000 50 Aksesoris
  ae017 Jaket PSD 600000 150 Pakaian
  ae018 Kaca Mata PSD 200000 150 Aksesoris
  ae019 Kalung PSD 100000 150 Aksesoris
  ae020 Kaos Dalam PSD 100000 100 Pakaian
  ae021 Payung PSD 250000 50 Peralatan
  ae022 Sabuk PSD 200000 50 Aksesoris
  ae023 Sandal PSD 150000 50 Sandal
  ae024 Sepatu PSD 600000 100 Sepatu
  ae025 Tas PSD 800000 200 Aksesoris
  ae026 Topi PSD 150000 200 Aksesoris
  ae027 T-shirtPSD 180000 50 Pakaian

perkembangan apple

TUGAS KOMPUTER

JENIS KOMPUTER TERBARU (2011-2012)

 

Untuk memenuhi tugas Bapak Ardiyanto Tanjung

 

Oleh:

Lutfi Eko Saputro      :110721435036

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS NEGRI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

TAHUN 2011/2012

 

 

 

APPLE COMPUTER

  1. Sejarah perkembangan Apple

Apple Computer (sekarang dikenal sebagai Apple, Inc) adalah kekuatan utama dalam revolusi Personal Computer (PC) yang berlangsung di tahun 1970 an dan’80s. Dan bahkan revolusi itu terus menerus berlangsung hingga kini berkat inovasi yang terus-menerus dilakukan oleh pihak pengembang Apple. Namun tahukah Anda, Apple pernah mengalami kebangkrutan, atau hal hal lain sepanjang karir gemilang Apple ini.

Sebelum Steve Wozniak bersama Steve Jobs mendirikan Apple, Steve Wozniak adalah seorang hacker. Kepandaian Steve Wozniak ini memang terlihat sejak dia masih kecil yang sangat gemar mengutak atik aljabar dan algoritma matematika. Kemampuan Steve Wozniak ini tentunya sangat berarti dalam mendongkrak hidupnya karena baik Steve Wozniak maupun Steve Jobs semasa SMA-nya tergolong orang orang dengan ekonomi menengah ke bawah.

Pada tahun 1975, Steve Wozniak bekerja di Hewlett-Packard dan membantu teman-Nya Steve Jobs mendesain video game untuk Atari. Dari keuntungan yang diperoleh, mereka menggunakannya untuk membeli sebuah computer yang sangat sederhana, salah satu produk dari Call Computer pimpinan Alex Kamradt untuk dipelajari mekanismenya. Setelah melihat wacana mengenai membangun terminal computer sendiri pada suatu majalah berjudul Popular Electronics terbitan tahun 1975, double steve tersebut merakit sendiri komputer dengan spare part yang ada. Computer Conversor yang dirakit tersebut terdiri dari 24 baris dan 40 kolom, hanya menggunakan huruf capital, menggunakan monitor berupa video teletype dan dapat terhubung dengan Call Computer. Alex Kamradt menanggapi positif hal ini dan bekerja sama dengan Steve Wozniak untuk menjual produk jadinya melalui firma dagang yang dimiliki Kamradt.

Pada tahun 1975, Wozniak mulai menghadiri pertemuan di Homebrew Computer Club. Pada pertemuan tersebut Microcomputers baru seperti Altair 8800 dan IMSAI menginspirasinya untuk menggunakan mikroprosesor ke dalam video teletype dan lengkaplah computer yang ia rancang.

Pada saat itu hanya tersedia microcomputer CPU Intel 8080 senilai US $ 179 dan Motorola 6800 yang dibandrol US $ 170. Saat itu Wozniak berniat bekerja sama dengan Motorola, namun saat itu masih belum menemukan kata sepakat karena range harga yang diminta baik Intel maupun Motorola saat itu jauh dari range budget mereka. Namun Wozniak tak menyerah. Ia melihat, mempelajari dan mendesain skema computer pada kertas. Dalam benaknya, membuat CPU hanyalah tinggal menunggu hari saja.

Ketika MOS Technology 6502 chip (sekarang baterai CMOS) dirilis dengan kisaran harga US $ 20 pada tahun 1976, Wozniak membuat program yang sesuai untuk chip tersebut dengan bahasa BASIC dan mulai mendesain computer yang mampu menjalankannya. MOS 6502 didesain oleh orang yang sama dengan orang yang membuat Motorola 6800, karena banyak pekerja di Silicon Valley yang mendirikan atau membuat usaha sendiri sebagai sampingan.Wozniak melakukan sedikit perubahan kecil agar chip baru tersebut dapat berjalan dengan baik. Wozniak menyempurnakan penemuaanya dan membawanya ke pertemuan Homebrew Computer Club sebagai show off.

Pada pertemuan tersebut, Wozniak bertemu teman lamanya Steven Jobs yang sama-sama tertarik terhadap potensi komersial dari hobi computer tersebut.Setelah itu Jobs melakukan pendekatan dengan toko computer local, The Byte Shop yang pada akhirnya setuju untuk menjual produk Jobs. Namun dengan catatan, komputer yang dibuat harus dirakit dengan baik menjadi satu kesatuan utuh (assembled). Pemiliknya, Paul Terrell, menyampaikan bahwa ia akan memesan 50 mesin computer dan membayar US $ 500 pada setiap pengiriman. Jobs mengamini tawaran tersebut dan menghubungi Cramer Electronics, distributor peralatan elektronik skala nasional sebagai media partnernya. Inilah awal dirancangnya Apple I yang menjadi pondasi perkembangan produk-produk Apple.

 

http://edibleapple.com

Logo Apple ketika tahun 1976 dibuat oleh Rob Janoff dengan tema warna pelangi yang digunakan hingga 1998

a. Apple I

 

 

 

 

 

 

http://4.bp.blogspot.com

 

The Apple I, juga dikenal sebagai Apple-1, merupakan awal komputer pribadi dan dibilang sebagai biangnya atau nenek moyangnya dari semua komputer APPLE pada masa selanjutnya. Komputer ini dirancang dan dibangun secara hand made oleh Steve Wozniak dan Steve Jobs-lah yang mempunyai ide penjualan komputer. Produk Apple pertama ini pertama kali ditunjukkan ke publik pada April 1976 di Homebrew Computer Club di Palo Alto, California dan mulai dijual pada Juli 1976 dengan harga $ 666.66.

b. APPLE II

   

 

 

 

 

 

Berbeda halnya dengan Apple I yang masih menggunakan kayu sebagai casingnya, Apple II telah melakukan up grade berbeda dengan menggunakan casing dari bahan metal. Apple II diluncurkan pada April 1977, dan ditujukan untuk kebutuhan personal. Apple II ini telah mendukung Graphic, Bahasa BASIC, Visical (dengan Excel sebagai jendelanya), dan dilengkapi dengan game Oregon Trail. Apple II ini juga dilengkapi dengan twin floppy disk drive dan monitor. Apple II juga memiliki fitur yang terintegrasi keyboard, suara, plastik kasus, dan delapan internal slot ekspansi.

c. Apple III

 

 

Pada awal tahun 1980-an, Apple Computer menghadapi meningkatnya kompetisi dari perusahaan lain. Saingan Utama Apple Computer adalah Commodore. Namun hal tersebut tak berlangsung lama, setelah produsen computer tingkat mainframes, IBM, memasuki pasar. Walaupun Apple II telah dinyatakan siap platform karena Visicalc, Apple tetap menyiapkan Apple III untuk menyaingi IBM versi PC

d. Xerox PARC dan LISA

 

  

 

 

e. LISA

 

Pada Desember 1979, Steve Jobs dan teknisi grup komputer Apple melakukan tur ke laboratorium Xerox PARC dan dengan disaksikan peneliti dari Xerox, mereka mendemonstrasikan GUI (Graphic User Interface) pada computer Alto. Pada saat itu Steve Jobs menyadari pentingnya GUI pada computer masa depan daripada menggunakan interface berbasis teks (misalnya, perbandingan perintah dengan command prompt dibandingkan dengan perintah pada layar windows yang lebih nyaman)

Dalam pakta kerja samanya Xerox memberika akses pada Apple untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh Xerox selama 3 hari sebagai kompensasi nilai tukar saham yang kala itu mencapai $ 1.000.000. Selama masa itu, para ilmuwan Apple mempelajari liku-liku dari GUI atau interface WIMP sehingga menghasilkan computer Apple yang pertama kali berbasis GUI dan diberi nama LISA (konon nama ini berasal dari putri pertama Steve Jobs yang merupakan kepanjangan dari Locally Integrated Software Architecture)

Hanya saja, Local Intregated Software Architecture atau LISA bisa dibilang sebagai produk gagal APPLE karena walaupun LISA sudah dilengkapi dengan mouse dan GUI (Graphical User Interface), LISA dibandrol dengan harga sangat mahal, sekitar $10,000 dan LISA tidak Compatible dengan produk sebelumnya yaitu Apple II sehingga gagal melakukan penetrasi pasar.

 

f. MAC I

 

Diluncurkan pada tahun 1984 dan mampu mendobrak dominasi IBM dan DOS pada saat itu.

 

 

g. MAC II

 

Setelah 3 tahun sejak kesuksesan MAC 128k, Pada 1987 APPLE kembali meluncurkan MAC II yang ditambahi dengan dipasangnya Floppy Disk Slot (disket) serta juga memakai HardDisk sebagai penyimpan data, selain itu MAC II juga didukung 8-bit/256 Color Video

 

 

 

h. Macintosh Color Classic

 

http://www.tokyoapartment.jp/images/imahima/725/blog-colorclassic.jpg?token=fae475

Komputer APPLE pertama yang layarnya berwarna, sudah ada Smiley icon-nya, dan pengaturan suara dan contrast melalui layar monitor.

i. Mac Portable         

 

Dirilis Pada tahun 1989, nenek moyang MacBook ini dijual seharga kurang lebih $6,500, dengan berat 6kg juga dilengkapi dengan Trackball (Trackpad) dan dilengkapi dengan battery yang mampu bertahan selama 10jam

 

 

 

j. TAM (Twentieth Anniversary Macintosh)

 

Sempat Dipromosikan melalui film Batman & Robin, dan sudah memiliki Sound Card dan Remote Control

h. iMac

 

Konon kabarnya melalui iMac inilah APPLE dapat kembali bangkit dari kebangkrutan yang melandanya selama 2 tahun

 

 

 

 

k. Mac Mini

 

 

Salah satu inovasi produk yang banyak kalangan menilai suatu kegilaan karena diproduksi tanpa menggunakan Keyboard, Mouse dan Monitor, dirilis pada tahun 2005 dengan harga $499

 

l. MacBook Air

 

 

MDisebut-sebut sebagai komputer tertipis didunia dengan hanya seberat 1,5 Kg, Ketebalan bagian depan hanya 0,16 Inch dan bagian belakang 0,76 Inch. Yang menarik, casing laptop itu berbahan alumunium yang mudah didaur ulang dan komponen-komponennya dibuat dari bahan-bahan yang tak berbahaya.

 

2. Rahasia Keberhasilan Apple

2.1. Produk-produk penuh inovasi

Berdasarkan survei tahun 2005 yang dilakukan oleh Boston Consulting Group, yang bertanya kepada 940 eksekutif senior di 68 negara, mengenai 20 perusahaan paling inovatif, Apple ditunjuk sebagai perusahaan paling inovatif di dunia. Mereka menilai Apple telah memberikan pengalaman yang hebat kepada pelanggannya yang disertai dengan desain yang luar biasa. Apple juga memunculkan gagasan baru yang mendefinisikan ulang kategori lama, seperti music player. Apple juga terus-menerus melakukan perubahan pada model bisnis dan merek yang mereka miliki.

Apa yang menjadi rahasia keberhasilan Apple? Tanyakanlah pertanyaan itu kepada Steve Jobs maka ia akan bercerita mengenai bagaimana gagasan hebat dapat berakhir menyedihkan. Ceritanya begini. Seorang desainer datang dengan gagasan yang hebat. Lalu sang desainer membawa gagasannya itu kepada seorang teknisi. Lalu teknisi itu berkata “Tidak, kita tidak bisa melakukan hal itu. Itu tidak mungkin”. Lalu para teknisi itu membawa gagasan itu kepada orang-orang pabrik dan mereka berkata, “Kita tidak dapat membangun benda itu!” Kemudian situasi menjadi bertambah buruk.

Situasi seperti itulah yang dihadapi oleh Steve Jobs dan Jonathan Ive, kepala desain Apple, pada tahun 1997 ketika mereka berhasil mendapatkan gagasan bagi original iMac, sebuah komputer penuh warna dengan tabung sinar katoda, yang saat itu hanya mungkin ada di film-film fiksi. “Ketika kami membawa gagasan itu kepada para teknisi, mereka berkata, “Oh.” Lalu mereka mengatakan 38 alasan mengapa gagasan itu tidak akan bisa berhasil. Lalu Jobs berkata, “Kami akan melakukannya.” Dan mereka menjawab, “Tapi mengapa?” Dan Jobs berkata, “Karena saya adalah pemimpin perusahaan ini dan saya pikir ini bisa diselesaikan.” Lalu para teknisi itu mengerjakannya sambil menggerutu. Tetapi hasilnya menjadi ledakan besar.

Ada dua pelajaran yang bisa dipetik dari cerita itu yang menjadi rahasia keberhasilan Apple dalam menciptakan produk-produk yang inovatif: pertama mengenai kolaborasi (collaboration), dan satu lagi mengenai pengendalian (control). Sudah menjadi hal biasa apabila para pegawai Apple terus menerus berbicara mengenai “kolaborasi intensif”. Mereka yang bekerja di Apple yakin bahwa sebuah produk dapat tercipta bukan melalui proses dari satu tim ke tim yang lain. Tidak ada tahapan khusus, atau tahapan bertahap. Malahan, semuanya berlangsung secara simultan dan alami. Sebuah produk dikerjakan secara paralel oleh seluruh departemen (desain, hardware, software) dalam satu waktu. Itu semua berlangsung dalam diskusi antar disiplin desain yang terus menerus.

Sementara banyak manajer yang membual mengenai sedikitnya waktu yang mereka habiskan di meja rapat, Apple melakukan hal sebaliknya. Apple menghabiskan banyak waktu di meja rapat. “Ketika tantangan itu sangat kompleks, anda perlu mengembangkan produk secara kolaboratif dan terintegrasi,” ujar Ive. Demikianlah cara pikir yang dimiliki oleh setiap pegawai Apple. Cara berpikir itu juga disertai dengan sikap positif dari setiap pegawai Apple yang menyebut diri mereka sebagai orang-orang terpilih.

Pelajaran kedua dari cerita itu adalah mengenai pengendalian (control) dan ini berhubungan dengan pribadi Steve Jobs. Jobs adalah seorang inovator teknologi terbaik di dunia tetapi bukan karena ia seorang teknisi atau programer. Jobs tidak memiliki gelar M.B.A. Bahkan ia tidak memiliki gelar sarjana. Dia drop out dari Reed College setelah satu semester berkuliah. Apa yang dimiliki oleh Jobs adalah bakat alami dalam hal desain dan kemampuan untuk mendapatkan pekerja-pekerja terbaik yang bertalenta. Namun, di atas semuanya itu, apa yang ia miliki adalah kesediaannya memperjuangkan apa yang ia yakini. Jika ia tidak setuju dengan pendapat pegawainya maka ia akan berusaha untuk merubah pendapat pegawainya itu atau setidaknya membuat pegawainya itu lebih baik tutup mulut saja. Jobs juga sangat berhati-hati dalam melindungi para pekerjanya agar jangan ada perusahaan lain yang ‘mencuri’ para pekerjanya dari perusahaannya. Apabila ada orang luar yang berkenalan dengan para pekerjanya, Jobs hanya memberitahu nama depan dari para pekerjanya. “Anda hanya perlu tahu nama depannya, dan tidak perlu tahu nama akhirnya,” ujar Jobs.

Adapun Apple merupakan cerminan dari filsafat hidup Jobs. Salah satu alasan mengapa Apple memiliki sendiri perangkat keras dan perangkat lunak adalah karena Jobs tidak ingin perangkat lunak yang dibuatnya dijalankan dalam perangkat keras yang dibuat oleh orang lain yang tidak ia kenal. Dia ingin memiliki perangkat keras sendiri. Lagipula, siapa yang dapat ia percaya bahwa segalanya akan terintegrasi dengan baik kalau bukan dirinya sendiri.

Jobs membutuhkan peran sebagai pengendali karena ia adalah orang yang sangat teliti mengenai teknologi. Jobs ingin agar semuanya dapat terintegrasi dengan baik. Itulah kontrol pertama yang ia ingini dan telah terbukti berhasil menciptakan iPod yang terintegrasi sangat baik dengan iTunes Music Store. Menurut Jobs, inovasi sangat sulit diperoleh sebab itu dibutuhkan kontrol. Inovasi akan menyebabkan masalah, sebab itulah lebih mudah untuk menghindari inovasi daripada mengejar inovasi. Sudah banyak orang yang menyerah, tapi tidak demikian halnya dengan Jobs. Ia adalah orang yang cerdas, dan lebih dari itu, ia juga adalah orang yang dapat berkata kepada pegawainya untuk tidak pulang ke rumah dan terus bekerja di kantor untuk berpikir beda. Itulah kontrol kedua, yaitu Jobs tidak akan segan-segan memecat pegawainya yang tidak bisa bekerja sesuai keinginannya.

Apple juga sangat mengutamakan perancangan tampilan antarmuka. Hal itu sangat jelas terlihat dalam produk mereka yang terbaru, yaitu iPhone. Kesalahan perancangan walau hanya beberapa pixel dapat menjadi perdebatan. Scott Forstall, seorang vice president di Apple bagian Platform Experience, mengatakan bahwa ia memiliki kaca pembesar yang selalu ia gunakan untuk memastikan bahwa semua pixel telah digunakan secara tepat. Ketelitian tersebut tentu saja menghasilkan tampilan antarmuka yang memukau seperti yang terdapat pada layar iPhone. Ketika pengguna menggesek jarinya pada layar iPhone untuk membuka kunci iPhone, maka pengguga tidak sekadar mengakses menu-menu yang ada. Lebih dari itu, sedang memasuki sebuah dunia kecil dimana data-data berada.

Data-data berupa animasi yang kaya warna dan efek. Tampilan gambar dapat diperkecil hanya dengan mencubit gambar itu dengan dua jari. IPhone sengaja tidak memiliki keyboard atau mouse, tapi memiliki layar sentuh untuk menciptakan ilusi dimana pengguna seakan-akan secara langsung sedang berurusan dengan data-data tersebut.

Adapun yang membuat Apple dapat menciptakan iPhone adalah karena sikap “kami adalah spesial” yang dimiliki oleh Apple. Jobs berkata, “Sudah berlangsung lama, sejujurnya, ada orang-orang yang sok hebat yang mendikte apa yang seharusnya ada pada telepon. Hal itu tidak berlaku bagi kami karena kami menginginkan inovasi.” Sikap itu membuat Apple bisa keluar dari batasan-batasan yang ada sehingga dapat melakukan inovasi. Tony Fadel, seorang kepala dari divisi yang terdapat di Apple, berkata, “Apple melanggar semua aturan proses umum untuk mewujudkan iPhone menjadi kenyataan.”

Think Like Steve

Steve Jobs bersama Stephen Wozniak mendirikan Apple 30 tahun yang lalu. Mereka percaya kalau produk buatannya adalah produk yang terbaik bukan sekadar lebih baik dari produk lain. Di bawah kepemimpinannya, Apple telah mengeluarkan empat produk yang luar biasa sukses yaitu Apple II, Macintosh, iPod, dan iPhone. Bahkan lima jika itu termasuk film animasi Toy Story yang merupakan film animasi pertama yang dikerjakan dengan menggunakan komputer oleh studio animasi Pixar.

Jobs adalah sosok yang sangat bersemangat dalam bidang pengembangan produk dan dalam mewujudkan visi-visi pribadinya. Dia tidak pernah berhenti untuk mewujudkan visinya. Agar bisa memantau seluruh aktivitas pegawainya, Jobs membuat ramping struktur manajemen Apple dengan hanya mempekerjakan 20.000 orang. Dengan demikian, ia dapat mengetahui apa yang terjadi pada struktur terbawah. Apple juga hanya memiliki satu komite saja untuk mengambil keputusan mengenai harga. Kepribadian Jobs sendiri tidak kalah unik dari merek-merek yang ia hasilkan. Jika slogan bagi pelanggan Apple adalah “Think different,” maka slogan bagi pegawai Apple adalah “Think like Steve.” DAP, MLP (Berita Indonesia 31)

 

2.2. Gaya Manajemen nan Elegan dari Apple

iMac, iPod, iTunes, iPhone dan semua produk-produk buatan Apple Computer sungguh merupakan deretan karya teknologi yang amat estetik. Deretan produk elegan dengan sentuhan seni yang mengesankan. Deretan produk yang barangkali ingin menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan yang sempurna. Dan melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar paling tangguh dalam era konvergensi digital masa depan.

Dalam lima tahun terakhir, Apple memang terus bergerak menggapai langit prestasi. Setelah produk iPod-nya melambung dan membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via iTunes. Pendeknya, menyaksikan kisah Apple ibarat menikmati jus apel yang segar dan menyehatkan. Lalu, apa sesungguhnya faktor kunci dibalik menjulangnya kerajaan Apple?

Penyelidikan terhadap proses bisnis yang dilakoni oleh Apple membawa kita pada tiga elemen kunci yang mungkin bisa menjelaskan kejayaan perusahaan dari Cupertino, California ini. Elemen yang pertama dan mungkin paling vital adalah eksistensi sang CEO dan juga pendiri, Steve Jobs. Tak pelak, pria yang suka berpenamilan casual ini merupakan figur kunci dibalik ketangguhan Apple. Melalui visinya yang tajam dan citarasa yang kuat akan produk-produk teknologi berestetika, Steve telah menjelmakan dirinya sebagai jangkar yang amat menentukan ke arah mana bahtera Apple hendak dilayarkan.Pertautan Steve Jobs dengan Apple sendiri merupakan sebuah kisah yang panjang nan berliku. Pria yang drop out saat kuliah di semester pertama ini mendirikan perusahaan Apple ketika usianya baru masuk 22 tahun (!) dari sebuah garasi mobil di rumah kontrakan. Di tahun-tahun awal berdirinya pada pertengahan tahun 70-an, Apple sempat mengguncang dunia dengan mengeluarkan produk personal computer pertama di dunia. Namun seiring berjalannya waktu, nasib Steve Jobs sendiri justru berakhir tragis : pada tahun 1986 ia justru dipecat dari Apple. Sejak ia pergi, Apple limbung dan didera kegagalan demi kegagalan.

 

Setelah sempat berpetualang dengan mendirikan perusahaan Pixar (yang memproduksi film animasi sukses seperti Toy Story, Finding Nemo dan Cars), Steve Jobs melakukan langkah comeback : kembali direkrut untuk mengomandani Apple. Saat itu, tahun 1997, Apple tengah berada pada titik nadir, dan banyak orang meramalkan perusahaan ini sebentar lagi akan masuk liang kubur. Senjakala kematian mengintai dan mereka tak yakin Steve Jobs mampu menjelmakan dirinya menjadi sang dewa penyelamat. Toh sejarah kemudian menjadi saksi : betapa Steve Jobs telah melakukan proses comeback yang spektakuler. Steve Jobs sendiri sejatinya merupakan figur yang unik. Brilian, memiliki kepekaan seni yang mumpuni (ia pernah belajar kaligrafi), namun sekaligus memiliki sense of strong leadership. Pada sisi lain, Steve adalah pribadi yang selalu memburu titik kesempurnaan – baik pada aspek desain ataupun dalam proses manufakturing beragam lini produknya. Begitu ia yakin dengan visi desain produknya, maka ia akan bekerja mati-matian bersama para engineernya untuk memastikan agar desain itu benar-benar dapat diproduksi dengan penuh kesempurnaan. Kisah penciptaan iPod dan iPhone barangkali tak akan pernah terjadi tanpa sikap perfeksionis dan sekaligus proses kepemimpinan yang kuat dari Steve Jobs.

 

Elemen kedua yang menjadi penentu keberhasilan Apple adalah ini :
sinergi yang sempurna antara beragam tim – baik tim desain, tim software, dan tim hardware. Semua melakukan kolaborasi secara paralel dan simultan. Proses penciptaan produk di Apple tidak dilakukan secara setahap demi setahap, dimana setelah desain selesai lalu diserahkan ke bagian software, lalu diteruskan lagi ke bagian hardware. Sebaliknya, dalam prosesnya semua aspek ini dikerjakan bersama-sama secara simultan. “Essentially it means that products don’t pass from team to team. It’s simultaneous and organic. Products get worked on in parallel by all departments at once — design, hardware, software — in endless rounds of interdisciplinary design reviews,”demikian tulis majalah Time dalam salah satu liputannya yang memikat tentang Apple. Elemen yang terakhir mungkin lebih jarang diketahui orang. Elemen ini adalah hadirnya sang jenius lain bernama Jonathan Ive yang menjabat sebagai Chief Design Apple. Jonathan Ive adalah seorang desainer produk brilian yang telah memiliki peran amat sentral dalam sejarah kelahiran produk-produk legendaris Apple. Ive-lah yang menjadi otak dibalik lahirnya produk iMac, iPod dan iPhone. Dengan kata lain, sosok inilah yang dengan jitu menerjemahkan visi Steve Jobs menjadi kenyataan melalui rangkaian produk yang elegan dan penuh nuansa keindahan.

 

Demikianlah tiga elemen kunci yang kira-kira bisa menjelaskan tentang melambungnya prestasi Apple.Jika kita telisik, ketiga elemen people management : elemen yang ini semuanya bermuara pada pertama tentang leadership yang kuat dan visioner, yang kedua tentang kekuatan sinergi, dan yang ketiga tentang pengembangan kompetensi dan keahlian.

Rangkaian produk Apple selama ini memang selalu menebarkan pesona yang menggetarkan. Namun dibalik itu semua, mereka juga telah memberikan contoh yang sempurna tentang bagaimana menjalankan proses people management secara elegan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

  1. http://buditandean.blogspot.com/2008/11/gaya-manajemen-nan-elegan-dari-apple.html
  2. http://www.beritaindonesia.co.id/iptek/pengalaman-hebat-bersama-apple
  3. http://www.scribd.com/doc/23427148/Strategic-Analysis-Apple-Inc
  4. http://kabarit.com/2009/06/sejarah-apple-inc-yang-sensasional/